Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Jalan Elegan TKI

Kompas.com - 30/03/2013, 14:26 WIB
Abun Sanda

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com -- Tenaga Kerja Indonesia (TKI) banyak dipercakapkan sebagai pahlawan devisa dengan gegap gempita. Akan tetapi nasib sebagian di antara mereka yang getir, jarang dibahas dengan bersemangat. Padahal sebagian kecil di antara mereka meregang nyawa demi mendapat upah, diperlakukan tidak pantas, diperas tenaganya, dihukum berat karena membela diri dan sebagainya.

Sebagian besar TKI yang mendapat perlakuan buruk karena tidak mendapat bekal yang baik di Tanah Air, tidak memegang kontrak yang jelas, tidak memegang dokumen legal yang komplit, tidak kembali ke Tanah Air meski visa dan kontrak telah habis masanya. Akibatnya, ia bekerja serabutan, termasuk di rumah majikan yang memberinya upah murah.

Salah seorang Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Sulaeman Arief menyatakan, BRI hendak mengambil peran untuk membantu TKI keluar dari kesulitan dan agar ketika mereka pulang ke Tanah Air, dengan kebanggaan karena mempunyai pengalaman dan simpanan cukup.

Sulaeman yang ditemui di Seoul, Korea Selatan, pekan lalu didampingi Corporate Secretary Muhammad Ali menyatakan, BRI menyiapkan sejumlah langkah yang layak.

Pertama, merancang jalan legal bagi para TKI agar keberadaan para TKI di luar negeri selalu legal. Ini penting sebab nasib TKI ilegal, selalu terancam. Ia pun menjadi korban pemerasan majikan yang memanfaatkan posisinya sebagai TKI ilegal yang nota bene tidak berdaya dan tidak berdaya tawar tinggi. TKI ilegal juga pada gilirannya membuat negara penerima TKI mengurangi kuota TKI.

Kedua, TKI selalu dibekali kontrak kerja, tugas dan majikan yang jelas. Gaji jelas, demikian pula jenis pekerjaan yang akan dikerjakan harus jelas. Dengan demikian BRI sebagai bank yang dekat dengan rakyat, dapat menyelenggarakan pelatihan TKI dengan tujuan dan sasaran yang jelas. TKI yang bekerja sebagai tukang las, misalnya, akan dilatih menjadi tukang las yang hebat. TKI yang akan bekerja sebagai tukang renovasi rumah, akan dilatih optimal agar menjadi tukang yang berkemampuan sangat tinggi. Mereka diberi kursus bahasa Inggris secukupnya agar agak mengerti bahasa Inggris.

Ketiga, BRI bekerja sama dengan bank tempat TKI ditempatkan. Sebutlah penempatan TKI itu di Korea Selatan. BRI bekerja sama dengan IBK (Industrial Bank of Korea), bank yang seperti BRI bergerak di bidang UMKM. Kepada TKI, BRI mengajak membuka rekening di BRI, di kampung halaman si TKI. Ia dibukakan pula rekening di IBK.

Dengan cara ini, TKI memiliki dua rekening. Di Korea Selatan dan di BRI. Begitu gajian, majikan mengirim uang ke rekening di kampung TKI dan di IBK. Uang dikirim ke IBK agar TKI bisa gunakan selama di Korea. Adapun lebih 65 persen dari gajinya dikirim ke kampung halaman TKI agar ia dapat mengangsur pinjamannya di BRI ( untuk pelatihan, keberangkatan dan sebagainya). Sebagian lagi uangnya untuk disimpan di bank sebagai tabungan. Tabungan inilah yang akan terus bertambah siginifikan dari bulan ke bulan. Tahun ke tahun. Dan agar terdapat transparansi, TKI dapat mengakses rekeningnya di BRI, agar ia tahu uangnya sudah mencapai berapa rupiah.

Ketika kontrakTKI selesai dan ia harus pulang ke Indonesia mengambil jeda untuk kerja kembali, si TKI sudah mempunyai simpanan yang cukup. Ia bisa berwiraswasta atau bekerja lagi kalau ia masih kuat bekerja.

Keempat, dengan cara ini, TKI tidak pulang miskin. Di negeri rantau ia bisa hidup lumayan baik, dan ketika kembali ke Tanah Air, ia pun harus mempunyai hidup yang baik karena mempunyai tabungan besar dan pengalaman besar. Ia tidak perlu miskin ketika pulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com