Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Mengenal "Pemanenan" Energi Panas Bumi

Kompas.com - 31/03/2013, 16:11 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com – Di saat krisis energi mulai menghantui akibat terus berkurangnya cadangan bahan bakar fosil, para ahli mulai melirik berbagai potensi sumber daya alam lain sebagai sumber energi alternatif terbarukan untuk mengatasi krisis energi tersebut.

Salah satu potensi sumber daya alam yang cukup banyak dilirik sebagai sumber energi terbarukan di dunia adalah potensi panas bumi atau geothermal.

Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi yang begitu besar. Salah satu yang terbesar terdapat di bawah permukaan Gunung Salak yang kini telah menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak sejak tahun 2003.

Informasi itu disampaikan oleh Prasasti Asandhimitra, Team Manager Communication, Chevron Geothermal Salak Ltd., dalam kunjungan ke lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik Chevron Geothermal Salak, Sabtu (30/3/2013).

“Potensi panas bumi yang ada di Gunung Salak tergolong besar. Potensinya lebih dari 300 MWe," kata Sasti.

“Chevron Geothermal Salak Ltd sendiri telah beroperasi di Gunung Salak sejak tahun 1994, menggunakan mekanisme Kontrak Operasi Bersama dengan PT. Pertamina, dengan kapasitas operasi PLTP sebesar 377 MWe,” tambahnya.

Lebih lanjut, Sasti menceritakan proses memperoleh dan mengolah energi panas bumi yang berlaku di PLTP Salak.

Tahapan pra-produksi yang dilakukan adalah survei di lokasi yang diperkirakan memiliki potensi panas bumi. Ini dilakukan guna mengetahui titik yang tepat untuk pengeboran dan perkiraan besaran potensi panas bumi yang ada.

Setelah ditemukan, lokasi tersebut kemudian dibor dan langsung dipasang pipa-pipa yang nantinya menjadi ‘sedotan’ tempat keluarnya uap panas dari dalam Bumi.

Jika uap panas sudah keluar, maka proses produksi mulai dilakukan dengan pemisahan uap panas dengan air panas yang terbawa keluar menggunakan separator. Air panas yang sudah dipisahkan dari uap panas, disebut water brine, diinjeksikan kembali agar nantinya bisa menjadi uap panas.

Uap panas yang diperoleh, kemudian disalurkan melalui pipa-pipa panjang menuju tahap selanjutnya, yakni pembersihan uap panas yang mungkin membawa partikel-partikel kotoran. Pembersihan dilakukan di dalam area scrubber. Pembersihan harus dilakukan untuk mencegah kerusakan pada turbin.

Uap panas yang sudah bersih kemudian dihubungkan fasilitas pembangkit listrik. Di fasilitas ini, uap panas digunakan untuk menggerakkan turbin. Pergerakan turbin ini yang nantinya menghasilkan energi listrik.

Energi listrik yang dihasilkan kemudian disambungkan ke pembangkit untuk dinaikkan dayanya dan selanjutnya didistribusikan kepada pelanggan melalui jaringan listrik yang dimiliki PLN Jamali (Jawa Madura Bali).

Sasti mengatakan bahwa tahap pembangkitan dan distribusi listrik bukan lagi kewenangan Chevron Geothermal Salak Ltd., melainkan kewenangan penuh yang dimiliki oleh PT. PLN.

Uap panas yang sudah termanfaatkan kemudian didinginkan dan selanjutnya diinjeksikan kembali ke dalam bumi. “Dari 100% uap panas yang diperoleh, 70%-nya didinginkan dan kemudian dikembalikan ke dalam bumi, dan sisanya dilepaskan ke udara," kata Sasti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com