Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Mengenal "Pemanenan" Energi Panas Bumi

Kompas.com - 31/03/2013, 16:11 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

Energi yang dihasilkan dari PLTP tergolong energi bersih dan terbarukan, karena selama proses produksinya, hampir tidak melepaskan emisi karbon.

Disebut terbarukan karena air sisa produksi yang tidak termanfaatkan diinjeksikan kembali ke dalam bumi, yang nantinya akan ‘dimasak’ oleh magma menjadi uap air yang bisa dimanfaatkan. Dan, ini adalah sebuah siklus yang terus berlanjut.

PLTP Salak yang dioperasikan oleh Chevron Geothermal Salak Ltd menempati lahan kurang lebih seluas 200an Ha, dari 10.000 Ha luasan yang tercantum dalam kontrak eksporasi, yang berada di dalam kawasan TNGHS.

Sasti mengungkapkan, mengingat site project-nya kini telah menjadi bagian dari TNGHS, upaya pengelolaan kawasan hutan yang ada disekitar lokasi pembangkit dan perkantoran yang ada disana mengikuti kaidah konservasi sebagaimana instruksi dari Balai Pengelola TNGHS.

“Contohnya, kita (Chevron) diwajibkan untuk melakukan penanaman kembali usai kita melakukan pengeboran. Jenis tanaman yang boleh ditanam pun tidak sembarangan, harus spesies asli (indigenous spesies) dari ekosistem ini, misalnya rasamala, huru, puspa,” ungkap Sasti.

“Pemasangan pipa juga tidak boleh sembarangan. Pipa yang dipasang harus memikirkan jalur migrasi hewan” tambahnya.

Sasti mencontohkan, bila pipa yang akan dipasang ternyata berada pada jalur migrasi macan tutul jawa (Panthera pardus melas), maka pipa yang dipasang harus didesain agar hewan tersebut tetap nyaman ketika melewati jalurnya.

Hal ini menjadi perhatian, pasalnya di kawasan TNGHS, termasuk kawasan PLTP Salak masih ada beberapa jenis hewan seperti macan tutul jawa, owa jawa (Hylobates moloch), lutung jawa (Trachypithecus auratus), dan elang jawa (Nisaetus bartelsi), yang statusnya dilindungi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com