"Orang China saat ini harus membangun yang ter-, terbesar, terdepan," ujarnya. Masuk akal, jadi stasiun pun harus dibangun terbesar selain juga harus menopang pergerakan kereta peluru atau China Railway High-Speed yang kini menjadi primadona alat transportasi kota.
Membuka wawasan
Anggota rombongan studi banding tidak habisnya memotret segala aktivitas di stasiun. Segala fasilitas dari mesin tiket otomatis, layanan air mineral gratis untuk penumpang, serta petugas keamanan yang tangkas dan tegas, sungguh menyita perhatian rombongan.
Keteraturan dan arus manusia yang begitu sigap di stasiun tersebut sangat berbeda dengan kondisi stasiun yang ada di Indonesia. Tidak terlihat angkutan umum, taksi, atau ojek sepeda motor yang semrawut.
Direktur Keuangan PT KAI, Kurniadi Atmosasmito, yang menjadi pendamping rombongan mengatakan bahwa pengalaman langsung itulah yang dimaksudkan untuk membuka wawasan para karyawan.
"Jangan sampai mereka (karyawan) merasa sudah pintar, padahal kereta api di luar negeri sudah berkembang sangat pesat, China dahulu setingkat dengan kita (Indonesia) tapi sekarang sudah sangat pesat," katanya.
Pengalaman rombongan baru menyentuh permukaan. Hari berikutnya dari stasiun ini mereka akan menjajal kereta peluru supercepat atau China Railway High-Speed untuk menuju Tianjin, Hebei, dan sekaligus melanjutkan perjalanan studi menuju kota Shanghai.
Sebelumnya, rombongan berjumlah 91 orang karyawan KAI sudah terlebih dahulu berangkat studi banding ke tempat yang sama pada 16-20 Maret 2013. Adapun rombongan kali ini adalah gelombang kedua yang diberangkatkan.
Pada 2011, telah diberangkatkan 23 orang ke China, kemudian 2012 telah diberangkatkan lagi 305 orang terdiri dari 4 gelombang. Total hingga tahun ini karyawan PT KAI yang telah berangkat studi banding ke China berjumlah 524 orang. (bersambung)
Foto lengkap lihat:
Karyawan KAI Belajar Kereta ke China
(BAGIAN 2) Memikirkan Indonesia Punya Kereta Peluru Supercepat
(BAGIAN 3) Mau Kereta Supercepat tapi Mahal
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.