Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Kaya Jangan Pakai BBM Subsidi

Kompas.com - 01/04/2013, 19:47 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah tengah mengkaji beberapa opsi pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi dan ditargetkan bisa tuntas dalam dua pekan ke depan.

Hal ini menindaklanjuti arahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang menekankan bahwa orang kaya sebaiknya tidak mendapat bahan bakar minyak bersubsidi.

Hal ini disampaikan Direktur BBM Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) Migas Djoko Iswanto, saat dihubungi, Senin (1/4/2013), di Jakarta.

"Usulannya banyak. Arahan Presiden adalah, orang kaya sebaiknya tidak mendapat BBM bersubsidi, jadi BBM bersubsidi hanya diperuntukkan pengguna angkutan umum dan sepeda motor sedangkan pengguna kendaraan pelat hitam memakai BBM nonsubsidi. Ini sedang dibahas dalam rapat koordinasi menteri bidang perekonomian, belum ada keputusan," ujarnya.

Terkait pengendalian BBM bersubsidi berbasis teknologi, Djoko menyatakan, rencananya kebijakan itu akan diterapkan mulai 1 Juli 2013 di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi (Jabodetabek).

Hal ini kemudian akan diperluas ke daerah lain pada tahun 2014 mendatang.  

"Karena jumlah SPBU Pertamina mencapai sekitar 5.000 unit, dan jumlah dispenser BBM yang harus dipasang alat pengendali itu mencapai sekitar 100.000 unit, maka Pertamina minta waktu untuk mempersiapkan sistem itu. Kami memperbolehkan Pertamina menunda pelaksanaan sistem itu sampai awal Juli nanti di Jabodetabek, dengan syarat mereka harus mengirimkan surat kepada kami," ujarnya.  

"Kami telah menerima surat dari Pertamina meminta dispensasi pemberlakuan sistem pengendalian BBM bersubsidi berbasis teknologi ini, karena mereka baru menetapkan pemenang tender pengadaan sistem ini pada bulan ini," kata dia.

BPH Migas sebelumnya menginstruksikan kepada semua badan usaha penyalur BBM bersubsidi agar menerapkan sistem pengendalian berbasis teknologi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Whats New
    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Whats New
    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Whats New
    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Whats New
    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

    Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

    Whats New
    Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

    Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

    Whats New
    Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

    Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

    Whats New
    Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

    Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

    Whats New
    Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

    Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

    Whats New
    Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

    Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

    Whats New
    [POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

    [POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

    Whats New
    Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

    Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

    Spend Smart
    Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

    Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

    Spend Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com