Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Mobil Murah Molor Lagi

Kompas.com - 09/04/2013, 10:05 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, aturan mengenai mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) saat ini masih berada di tangan Menteri Sekretaris Negara. Hidayat menjelaskan, masih ada beberapa revisi aturan sehingga aturan ini molor selesainya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian memang menjanjikan aturan ini bisa kelar di awal tahun ini. Namun, ternyata aturan tersebut masih digodok di Sekretariat Negara dan belum mendapat persetujuan dari Presiden.

"Aturan LCGC sudah selesai, sekarang masuk proses birokrasi. Kini masih ada perbaikan redaksi di Sekretaris Negara," kata Hidayat saat ditemui di Musyawarah Nasional ke-9 Apindo di Jakarta, Selasa (9/4/2013).

Namun sayang, Hidayat enggan menjelaskan revisi aturan LCGC tersebut. Namun yang pasti, aturan LCGC ini sudah pasti disetujui Presiden, tetapi masih menunggu waktu yang tepat. "Aturan ini tidak mungkin gagal. Jangan dipersoalkan gagal atau nanti menyebabkan macet. Sebab, aturan ini sudah digodok sejak tiga tahun lalu," tambahnya.

Seperti diberitakan, draf final peraturan pemerintah (PP) baru saja diserahkan ke Sekretariat Negara dari Kementerian Keuangan untuk kemudian ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sambil menunggu PP itu disahkan, Kementerian Perindustrian sebagai pembina industri nasional sudah merumuskan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan (juknis dan juklak) LCGC. "Sudah dirumuskan. Kira-kira 80-90 persen sudah rampung. Tinggal menunggu PP agar program dijalankan," ungkap Suprijanto,

Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian, di Jakarta, Rabu (27/2/2013). Pemerintah berharap, berjalannya LCGC akan memperkuat industri manufaktur otomotif di dalam negeri, terutama komponen.

Hal tersebut diharapkan juga bisa memperbesar pasar mobil, yang tahun lalu menembus 1 juta unit. "Tahun lalu sudah 1,1 juta unit lebih, tahun ini bisa 1,2 atau 1,3 juta unit kalau LCGC digulirkan. Mudah-mudahan bisa," harap Suprijanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com