Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa sebelumnya menyatakan, pengendalian inflasi ke depan pertama-tama harus dilakukan melalui koreksi tata niaga produk hortikultura. Sistem kuota yang berlaku selama ini terbukti menimbulkan banyak distorsi di lapangan.
Sistem kuota, kata Hatta, pada dasarnya bertujuan baik, yakni melindungi petani dalam negeri. Namun dalam praktiknya, model ini kurang responsif terhadap dinamika pasar sehingga mengganggu pasokan. Ujung-ujungnya adalah inflasi sebagaimana terjadi pada Maret. Sistem kuota juga selalu memicu kartel.
”Namun apa pun sistem yang dipilih, perbaikan tata kelola adalah yang paling utama,” kata Hatta.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyatakan, pihaknya akan memitigasi produk hortikultura. Hal ini untuk menetapkan sistem impor apa yang akan diterapkan.
”Akan ada produk yang menggunakan sistem kuota. Ada produk yang menggunakan sistem bea masuk. Tapi ada kemungkinan juga satu produk menggunakan sistem kombinasi. Ini akan kami siapkan,” kata Rusman.
Untuk produk yang selisih harga antara domestik dan luar negeri lebar cenderung dikenakan kuota. Sementara yang selisihnya pendek akan menggunakan bea masuk. (LAS)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.