Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rugi Kurs, Laba PLN Anjlok

Kompas.com - 14/04/2013, 09:57 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara Persero (PLN) mencatatkan laba bersih sepanjang 2012 sebesar Rp 3,2 triliun, turun 68,7 persen dibandingkan pencapaian 2011 sebesar Rp 5,4 triliun. Penurunan laba disebabkan karena rugi kurs.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, penurunan ini terutama disebabkan adanya peningkatan rugi selisih kurs sebesar Rp 4,1 triliun dari Rp 1,8 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 5,9 triliun pada tahun 2012. Hal ini sebagai akibat dari translasi liabilitas perusahaan dalam mata uang asing.

"Penurunan laba ini terjadi karena pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD), meskipun di sisi lain terjadi penguatan terhadap yen Jepang (JPY)," kata Nur dalam siaran pers di Jakarta, kemarin (13/4/2013).

Nur menambahkan, penurunan laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh transaksi non-cash sehingga tidak berpengaruh terhadap Ebitda perusahaan yang mengalami kenaikan  sebesar 26,1 persen menjadi Rp 52,4 triliun pada tahun 2012 dari Rp 41,6 triliun pada tahun 2011.

Peningkatan rugi kurs sebesar Rp 4,1 triliun terdiri dari peningkatan rugi kurs Rp 8 triliun atas pinjaman-pinjaman yang mayoritas dalam mata uang dollar Amerika Serikat yaitu utang sewa pembiayaan atas penerapan ISAK 8 sebesar 45 persen, utang obligasi internasional sebesar 32 persen, utang bank sebesar 17 persen dan liabilitas moneter lainnya (net off asset) sebesar 6 persen.

"Namun di sisi lain terjadi peningkatan laba kurs sebesar Rp 3,9 triliun atas utang sewa pembiayaan PLTU Tanjung Jati B dan utang penerusan pinjaman yang mayoritas dalam mata uang yen Jepang (JPY)," tambahnya.

Dari segi pendapatan usaha, perseroan mencatatkan kenaikan 12 persen dari Rp 208 triliun menjadi Rp 232,7 triliun. Peningkatan pendapatan usaha di tahun 2012 ini, terutama berasal dari kenaikan penjualan tenaga listrik yaitu penambahan jumlah pelanggan sebesar 3.900.104 pelanggan dan penambahan volume penjualan sebesar 4.892 GWh.

Sedangkan biaya administrasi dan umum hanya naik 1,8 persen dari Rp 4,4 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 5,2 triliun pada tahun 2012. Biaya kepegawaian hanya naik 1 persen dari Rp 13,1 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 14,4 triliun pada tahun 2012.

Sebagai catatan, pada tahun 2010 besarnya biaya administrasi dan umum PLN adalah Rp 4,3 triliun dan biaya kepegawaian adalah Rp 12,9 triliun. "Kenaikan biaya administrasi dan kepegawaian masih di bawah angka laju inflasi. Sehingga kami makin efisien soal ini," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com