Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Skenario Pengangkatan Pesawat Lion Air

Kompas.com - 15/04/2013, 12:27 WIB
Kontributor Denpasar, Muhammad Hasanudin

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com — Tim Emergency Operation Centre (EOC) telah menyiapkan sejumlah skenario pengangkatan bangkai pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG yang masih "karam" di ujung landasan Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Senin (15/4/2013).

Berikut skenario evakuasi yang disampaikan Direktur Service Lion Air Kapten Daniel Putut saat konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Senin pagi tadi. Langkah pertama adalah pemotongan tempat cockpit voice recorder (CVR) yang berada di bagian ekor. "Pemotongan ini tidak mudah karena berada di bawah, dekat kargo atau bagasi penumpang,"ujar Daniel.

Langkah kedua adalah memotong-motong bagian kepala pesawat. Memotong bagian kepala pesawat ini harus sangat berhati-hati karena banyak botol oksigen yang dapat menimbulkan ledakan.

Langkah ketiga adalah memotong badan pesawat, termasuk dua sayap pesawat. Memotong bagian ini juga memiliki risiko karena kemungkinan tangki avtur masih berisi gas yang rawan meledak.

Untuk memotong-motong pesawat, pihak Lion Air telah menyiapkan tim khusus yang profesional. "Kami putuskan pesawat ini untuk dipotong dan mekanismenya ditangani orang yang memiliki kapabilitas," jelas Daniel.

Setelah proses pemotongan selesai, bagian-bagian pesawat tersebut kemudian akan ditarik ke Pantai Kelan yang masih berada di areal PT Angkasa Pura I. Tim EOC punya dua opsi untuk melakukan penarikan.

Opsi pertama adalah mengangkat dengan crane bagian per bagian, kemudian ditarik menuju Pantai Kelan yang jaraknya 300 meter. Sementara opsi kedua adalah mengapungkan bagian-bagian kapal dengan peralatan khusus yang didatangkan dari Surabaya, kemudian menariknya ke pantai.

Sampai siang ini, proses pengangkatan masih dalam tahap pengosongan botol oksigen dan benda-benda berbahaya di dalam pesawat. Saat ini anggota tim hanya dibatasi 50 orang untuk mengantisipasi segala risiko buruk dalam upaya pengosongan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com