Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Bentuk Komite Persiapan

Kompas.com - 19/04/2013, 03:50 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah akan membentuk komite nasional yang bertugas melakukan persiapan guna menghadapi diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015. Komite akan mengikutsertakan perwakilan dari kalangan masyarakat.

”Saya sudah berdiskusi dengan Menteri Koordinator Perekonomian dan kami akan membentuk komite nasional khusus yang bekerja selama 2,5 tahun untuk melakukan persiapan,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (18/4), di Jakarta.

Hal itu disampaikan Presiden ketika memberikan kuliah umum dalam acara Young Leaders Forum 2013 yang diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Acara dihadiri sejumlah menteri dan Ketua Hipmi Raja Sapta Oktohari.

Menurut Yudhoyono, komite tersebut tidak hanya diisi oleh perwakilan pemerintah seperti menteri dan kepala daerah, tetapi juga diisi oleh perwakilan dunia usaha serta pengamat ekonomi.

Presiden mengingatkan agar tahun 2013 dan 2014 digunakan sebaik mungkin untuk melakukan persiapan menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. ”Komite nasional menjadi wadah untuk mempersiapkan diri. Jangan takut menghadapi ASEAN Economic Community,” katanya.

Di tempat terpisah, Pemerintah Swiss dan Amerika Serikat berharap Pemerintah Indonesia segera memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonominya dengan meningkatkan infrastruktur secara merata. Infrastruktur yang memadai menjadi jaminan utama yang dibutuhkan investor asing saat ini untuk menanamkan modal lebih banyak.

”Infrastruktur juga sangat penting bagi Indonesia untuk masuk dalam persaingan kerja sama global,” kata Duta Besar Swiss untuk Indonesia Heinz Walker-Nederkoorn di sela perayaan 60 tahun hubungan bilateral Indonesia dengan Swiss.

Menurut Heinz, infrastruktur yang dibutuhkan itu khususnya di sektor transportasi, seperti pelabuhan, bandara, dan jalan. Banyak pelabuhan di Indonesia yang tidak dapat digunakan kapal besar untuk bersandar. Kondisi diperparah dengan seringnya peti kemas menumpuk di pelabuhan. Arus logistik pun terhambat.

Padahal, para investor dari Swiss melihat Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian yang lebih baik daripada negara berkembang lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, populasi yang besar, dan meningkatnya masyarakat kelas menengah menjadi daya tarik bagi investor asing. Saat ini ada sekitar 70 perusahaan Swiss berinvestasi di Tanah Air.(ATO/DEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com