Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga BBM untuk "Kelas Atas" Tetap Berdampak terhadap Buruh

Kompas.com - 20/04/2013, 05:24 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai akan kembali menekan hidup buruh meski kenaikan harga ditujukan untuk kelas menengah ke atas. Untuk itu, serikat buruh menolak rencana pemerintah tersebut.

"Setiap kenaikan harga BBM Rp 2.000 per liter akan mengakibatkan daya beli buruh turun 30 persen. Gaji buruh baru naik. Itu sama saja tidak naik kalau BBM dinaikkan nantinya," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal, di Jakarta, Sabtu (20/4/2013), menyikapi rencana pemerintah membuat dua harga BBM.

Pemerintah akan mengurangi subsidi BBM bagi pengguna mobil pribadi dengan menerapkan harga Premium pada kisaran Rp 6.500 per liter. Sementara itu, pengguna sepeda motor dan angkutan umum masih bisa membeli Premium dengan harga Rp 4.500 per liter.

Said mengatakan, meskipun harga BBM yang naik untuk kalangan mampu, kebijakan itu tetap akan menaikkan berbagai harga. Ia memberi contoh kenaikan harga sewa rumah. Tarif transportasi pun diyakini akan naik lantaran harga suku cadang dan biaya servis kendaraan akan naik.

Said menambahkan, para buruh akan berpikir ulang terkait penolakan kenaikan harga BBM jika pemerintah mengalihkan anggaran subsidi BBM itu dengan kebijakan yang tepat. Misalnya, memberikan jaminan penuh kesehatan masyarakat. Selain itu, kata dia, buruh pun akan berpikir ulang jika pemerintah secara terbuka mengungkapkan penggunaan anggaran subsidi BBM.

Selain itu, tegas Said, buruh juga menolak bila rencana kebijakan ini akan dimanfaatkan untuk pencitraan partai politik tertentu seperti halnya program bantuan langsung tunai. Apalagi, kata dia, saat ini sudah menjelang Pemilu 2014. "Jangan-jangan anggarannya nanti dipakai untuk partai. Maka kami menolak. Kalau mau, habis pemilu kita diskusi lagi. Jangan karena pemerintah tidak efisien lalu beban diserahkan ke rakyat. Kita akan angkat isu BBM waktu May Day (hari buruh 1 Mei) nanti," pungkas dia.

Secara terpisah, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, jika harga BBM untuk kalangan menengah ke atas dinaikkan, memang akan menaikkan harga-harga. Diperkirakan, inflasi bakal naik 0,5 persen. Hanya saja, kata dia, masalah itu bisa diatasi dengan menambah anggaran untuk alokasi yang sudah ada seperti beras miskin, beasiswa untuk anak tidak mampu, dan lainnya.

Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, berharap agar para buruh tidak memaksa buruh lain untuk melakukan demo. Semua pihak harus menjaga stabilitas politik dan keaman. "Tolonglah sahabat-habat buruh, kita mau tahun pemilu. Jaga stabilitas karena kita mau pemilu yang baik. Aku masih lihat paksa-paksa demo," ucapnya.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Subsidi BBM untuk Orang Kaya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

    Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

    Rilis
    INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

    INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

    Whats New
    Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

    Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

    Whats New
    OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

    OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

    Rilis
    Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

    Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

    Whats New
    Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

    Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

    Work Smart
    INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

    INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

    Whats New
    Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

    Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

    Whats New
    Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

    Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

    Whats New
    Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

    Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

    Whats New
    Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

    Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

    Whats New
    Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

    Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

    Whats New
    Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

    Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

    Whats New
    IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

    IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com