Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keadaan Eropa Masih Suram

Kompas.com - 30/04/2013, 03:27 WIB

BRUSSELS, Senin - Kepercayaan konsumen dan pebisnis di 17 negara zona euro merosot tajam pada April. Data terbaru memberikan tambahan tekanan kepada Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mengambil langkah meningkatkan laju perekonomian di zona euro.

Menurut data dari Komisi Eropa yang dikeluarkan di Brussels, Senin (29/4), kepercayaan bisnis dan konsumen turun sebesar 1,5 poin dari bulan Maret. Penurunan ini karena melemahnya aktivitas pada sektor jasa.

Secara umum di Uni Eropa, indeks ini bahkan turun lebih tajam lagi, sebesar 1,8 poin menjadi 89,7 poin.

”Survei menunjukkan bahwa zona euro sedang menghadapi resesi terpanjangnya,” ujar Jennifer McKeown dari Capital Economics. ”Berita buruk ini mungkin akan mendesak ECB mengumumkan langkah selanjutnya pada pertemuan pekan ini,” katanya lagi.

Cermin masa depan

Di zona euro, tingkat kepercayaan pebisnis dan konsumen pada sektor manufaktur turun 1,5 poin, sementara kepercayaan pada sektor jasa turun tajam 4,1 persen. Penurunan ini juga menandakan aktivitas dan permintaan pada kedua sektor di masa depan.

”Data kepercayaan yang melemah ini tidak semata-mata karena masalah yang ada di sekeliling zona euro. Faktanya, negara besar seperti Jerman dan Perancis juga terimbas karena permintaan global menurun,” ujar Christian Schulz dari Berenberg Bank.

Para analis memperkirakan ECB akan menurunkan tingkat suku bunga pada pertemuan Kamis mendatang. Penurunan tingkat suku bunga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan laju ekonomi. Dengan tingkat suku bunga acuan rendah, tingkat suku bunga kredit dan konsumsi juga rendah. Ini membuat pengusaha dan konsumen bisa memperoleh kredit dengan mudah untuk keperluan ekspansi bisnis atau konsumsi. Diharapkan dengan peningkatan bisnis dan konsumsi, pertumbuhan ekonomi juga meningkat.

Penganggur akan semakin banyak di zona euro. Pekan lalu, Spanyol membukukan rekor tingkat pengangguran yang mencapai 27 persen. Sementara itu, di Athena, Parlemen Yunani memungut suara guna mengadopsi perundangan baru untuk memberhentikan 15.000 pegawai negeri. Perampingan pegawai ini merupakan salah satu konsekuensi dari penghematan anggaran yang harus dilakukan Yunani.

Hal berbeda terjadi di Asia. Asia juga terkena dampak pelemahan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Arus modal mengalir deras ke kawasan Asia yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi ketimbang di AS dan Eropa.

Waspadai arus modal

Dana Moneter Internasional (IMF) mengawasi dengan saksama aliran dana ke Asia ini. Dalam peluncuran laporannya mengenai perekonomian Asia di Singapura, kemarin, IMF juga menyerukan agar para pengambil keputusan bersiap untuk menghindari terjadinya perekonomian yang terlalu panas.

Derasnya arus modal ke kawasan Asia membuat harga properti dan harga saham terus melambung. Menurut IMF, pada beberapa negara, keadaan ini sudah mendekati atau di atas level rata- rata yang pernah terjadi di Asia Tenggara.

”Kami berpendapat, tekanan finansial atau yang sering disebut ketidakseimbangan mulai meningkat,” ujar Anoop Singh, Direktur IMF untuk Kawasan Asia Pasifik.

”Hal ini dapat berubah menjadi buruk dengan cepat sehingga keadaan ini harus diawasi dengan saksama dan hati-hati. Oleh karena itu, para pengambil keputusan menghadapi tantangan bagaimana menjaga perekonomiannya terhadap potensi ketidakseimbangan yang semakin meningkat. Di sisi lain, peran pengambil keputusan juga harus terus melakukan langkah yang tepat agar dapat menopang pertumbuhan,” lanjutnya.

IMF tetap memperkirakan kawasan Asia akan bertumbuh sebesar 5,7 persen tahun ini.(AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com