Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Swadaya Butuh Pemberdayaan

Kompas.com - 07/05/2013, 04:10 WIB

Jakarta, Kompas - Semua pemangku kepentingan harus memberikan perhatian lebih besar terhadap perluasan perkebunan kelapa sawit rakyat. Keberhasilan pemberdayaan petani akan menentukan masa depan kelestarian kelapa sawit dunia.

Penasihat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Bungaran Saragih mengungkapkan hal ini di Jakarta, Senin (6/5). RSPO merupakan asosiasi nirlaba beranggotakan pemangku kepentingan kelapa sawit yang mempromosikan standar internasional untuk minyak sawit lestari.

”Masa depan industri sawit ada di petani, tidak lagi di perkebunan besar. Petani harus dibantu supaya bisa menjalankan praktik pertanian yang berkelanjutan,” kata Bungaran.

Menurut Bungaran, pemerintah sebaiknya mengembalikan sebagian penerimaan dari industri kelapa sawit kepada petani. Dana ini untuk pengorganisasian dan pendidikan petani.

Indonesia memiliki 8,9 juta hektar perkebunan kelapa sawit yang diperkirakan memproduksi 28 juta ton minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tahun 2013. Dari luas tanam kelapa sawit tersebut, rakyat memiliki sedikitnya 3,7 juta hektar (ha), perkebunan badan usaha milik negara (616.575 ha), dan perkebunan swasta (4,5 juta ha).

RSPO baru menginisiasi program Dana Pendukung Petani RSPO (RSPO Smallholders Support Fund/RSSF). Direktur RSPO Indonesia Desi Kusumadewi menjelaskan, RSPO berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kapasitas petani menerapkan praktik pertanian yang baik.

”Perjalanan menuju kelestarian ini yang sangat penting, bukan sertifikat itu sendiri. Kelestarian ini tanggung jawab semua pihak, dan RSPO akan masuk membiayai proses audit serta sertifikasi petani,” kata Desi.

Saat ini ada 8,2 juta ton CPO bersertifikat RSPO dari 2,2 juta hektar kebun di seluruh dunia yang diperdagangkan setiap tahun. Sebanyak 48,2 persen berasal dari Indonesia, 43,9 persen dari Malaysia, dan 7,9 persen dari negara-negara lain.

Menurut Direktur Komunikasi RSPO Anne Gabriel, 10 persen dari perdagangan CPO bersertifikat RSPO disisihkan untuk pemberdayaan petani. RSPO juga menyisihkan 50 persen dari surplus penerimaan tahunan bagi petani.

Desi juga menjelaskan revisi prinsip dan kriteria RSPO yang disahkan dalam sidang umum luar biasa RSPO di Kuala Lumpur, Malaysia, 25 April 2013. Revisi ini mencakup penambahan kriteria pengurangan emisi gas rumah kaca, etika bisnis melawan korupsi, hak asasi manusia, dan menentang kerja paksa.

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menilai, produsen CPO kian terbebani dengan kriteria berbau bisnis yang tidak murni demi kelestarian. (ham)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com