Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Turunkan Bunga

Kompas.com - 10/05/2013, 02:52 WIB

Seoul, Kamis - Keadaan perekonomian global yang belum juga membaik membuat semakin banyak bank sentral memangkas tingkat suku bunganya. Terakhir, Bank Sentral Korea, Kamis (9/5), secara mengejutkan memangkas tingkat suku bunga acuannya.

Pemangkasan tingkat suku bunga diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Setelah bank sentral memangkas suku bunga, bank komersial akan mengikuti langkah tersebut.

Langkah itu diharapkan membawa efek berantai. Pengusaha dapat meminjam uang dengan suku bunga terjangkau untuk berekspansi. Ekspansi pengusaha akan memperluas lapangan kerja. Dari sisi konsumen, tingkat bunga kredit rendah membuat konsumsi juga bertambah.

Pemangkasan tingkat suku bunga di Korea Selatan adalah yang pertama dalam tujuh bulan terakhir. Tampaknya pemangkasan yang tak diduga ini menjadi langkah untuk melawan pelemahan yen.

Kurs yen yang terus melemah membuat harga barang ekspor buatan Jepang semakin murah, dan Korsel harus bersaing ketat di pasar ekspor. Penurunan permintaan ekspor menyebabkan penurunan aktivitas sektor manufaktur. Tak jarang, hal ini berujung pada pemangkasan tenaga kerja.

Karena pelemahan yen, ekspor baja Jepang naik 10,7 persen pada kuartal pertama tahun ini. Sebaliknya, ekspor Korsel turun 10,6 persen pada periode sama. Kurs yen terhadap dollar AS sudah turun 20 persen sejak akhir 2012.

Bank of Korea (BoK) menurunkan tingkat suku bunganya sebesar 0,25 persen menjadi 2,5 persen. Para pelaku pasar sebelumnya menduga tingkat suku bunga akan tetap.

Dalam pernyataannya, BoK mengatakan, perekonomian Korsel akan bertumbuh secara perlahan. Namun, di masa depan, pelemahan yen tetap berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi negeri itu.

Bulan lalu, Pemerintah Korsel mengungkapkan rencana stimulus untuk menciptakan lapangan kerja dan melindungi perekonomian dari pelemahan yen. Parlemen menyepakati dana stimulus sebesar 15,3 miliar dollar AS.

Sebelumnya, Bank Sentral India juga memangkas tingkat suku bunganya 0,25 persen menjadi 7,25 persen. Pemangkasan ini juga untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi. Namun, Gubernur Bank Sentral D Subbarao memperingatkan, inflasi masih membuat ruang untuk memangkas suku bunga lebih kecil di kemudian hari.

Bank Sentral Eropa (ECB) juga menurunkan tingkat suku bunganya sebesar 0,25 persen menjadi 0,50 persen. Langkah serupa juga dilakukan Bank Sentral Australia. Reserve Bank of Australia menurunkan tingkat suku bunganya hingga mencapai rekor terendah sebesar 2,75 persen.

Lawan arus

Bank of England (BoE) kemarin memilih tidak mengubah tingkat suku bunganya yang sebesar 0,5 persen. Keputusan ini berbeda dengan keputusan bank sentral lain. BoE memilih tidak memompakan stimulus baru untuk membantu pertumbuhan ekonomi Inggris.

”Kebijakan Komite Kebijakan Moneter Bank of England untuk menjaga tingkat suku bunga yang dibayar untuk simpanan bank komersial di bank sentral tetap sebesar 0,5 persen,” demikian pernyataan BoE.

Adapun Bank of Japan dan Federal Reserve Amerika Serikat memilih tetap menjaga tingkat suku bunga dan menjaga kebijakan moneter yang akomodatif.(AP/AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com