Pemangkasan tingkat suku bunga diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Setelah bank sentral memangkas suku bunga, bank komersial akan mengikuti langkah tersebut.
Langkah itu diharapkan membawa efek berantai. Pengusaha dapat meminjam uang dengan suku bunga terjangkau untuk berekspansi. Ekspansi pengusaha akan memperluas lapangan kerja. Dari sisi konsumen, tingkat bunga kredit rendah membuat konsumsi juga bertambah.
Pemangkasan tingkat suku bunga di Korea Selatan adalah yang pertama dalam tujuh bulan terakhir. Tampaknya pemangkasan yang tak diduga ini menjadi langkah untuk melawan pelemahan yen.
Kurs yen yang terus melemah membuat harga barang ekspor buatan Jepang semakin murah, dan Korsel harus bersaing ketat di pasar ekspor. Penurunan permintaan ekspor menyebabkan penurunan aktivitas sektor manufaktur. Tak jarang, hal ini berujung pada pemangkasan tenaga kerja.
Karena pelemahan yen, ekspor baja Jepang naik 10,7 persen pada kuartal pertama tahun ini. Sebaliknya, ekspor Korsel turun 10,6 persen pada periode sama. Kurs yen terhadap dollar AS sudah turun 20 persen sejak akhir 2012.
Bank of Korea (BoK) menurunkan tingkat suku bunganya sebesar 0,25 persen menjadi 2,5 persen. Para pelaku pasar sebelumnya menduga tingkat suku bunga akan tetap.
Dalam pernyataannya, BoK mengatakan, perekonomian Korsel akan bertumbuh secara perlahan. Namun, di masa depan, pelemahan yen tetap berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi negeri itu.
Bulan lalu, Pemerintah Korsel mengungkapkan rencana stimulus untuk menciptakan lapangan kerja dan melindungi perekonomian dari pelemahan yen. Parlemen menyepakati dana stimulus sebesar 15,3 miliar dollar AS.
Sebelumnya, Bank Sentral India juga memangkas tingkat suku bunganya 0,25 persen menjadi 7,25 persen. Pemangkasan ini juga untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi. Namun, Gubernur Bank Sentral D Subbarao memperingatkan, inflasi masih membuat ruang untuk memangkas suku bunga lebih kecil di kemudian hari.
Bank Sentral Eropa (ECB) juga menurunkan tingkat suku bunganya sebesar 0,25 persen menjadi 0,50 persen. Langkah serupa juga dilakukan Bank Sentral Australia. Reserve Bank of Australia menurunkan tingkat suku bunganya hingga mencapai rekor terendah sebesar 2,75 persen.
Bank of England (BoE) kemarin memilih tidak mengubah tingkat suku bunganya yang sebesar 0,5 persen. Keputusan ini berbeda dengan keputusan bank sentral lain. BoE memilih tidak memompakan stimulus baru untuk membantu pertumbuhan ekonomi Inggris.
”Kebijakan Komite Kebijakan Moneter Bank of England untuk menjaga tingkat suku bunga yang dibayar untuk simpanan bank komersial di bank sentral tetap sebesar 0,5 persen,” demikian pernyataan BoE.
Adapun Bank of Japan dan Federal Reserve Amerika Serikat memilih tetap menjaga tingkat suku bunga dan menjaga kebijakan moneter yang akomodatif.