Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM Investigasi Longsor di Freeport

Kompas.com - 17/05/2013, 13:51 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan akan menginvestigasi bencana longsor di tambang emas PT Freeport Indonesia di Papua. Saat ini, indikasi awal bencana disebabkan oleh curah hujan cukup tinggi.

"Indikasi dari pemeriksaan sementara disebabkan curah hujan cukup tinggi, apa alam, atau ada getaran, kita akan investigasi," kata Jero saat ditemui di kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Jumat (17/5/2013).

Jero menambahkan, teknologi di tambang emas Freeport sebenarnya sudah cukup tinggi dan paling baik di antara perusahaan penambang emas yang ada di Indonesia. Namun, Jero mengaku bencana yang terjadi di Freeport tersebut akan menjadi pelajaran bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya bagi perusahaan penambang di Tanah Air agar selalu cek ulang terhadap seluruh proyek penambangan bawah tanah yang ada.

Hingga saat ini, penyebab pasti bencana di Freeport tersebut masih terus diinvestigasi. Sebab, Freeport saat ini menjadi perusahaan penambang emas paling modern di Tanah Air. Kementerian ESDM mengaku telah mengirim tiga inspektur tambang ke Papua. Dirjen Kementerian ESDM juga baru ke sana dua hari lalu.

"Prioritasnya evakuasi yang masih ada di dalam. Saya tiap jam terus komunikasi dengan Dirjen," tambahnya.

Seperti diberitakan, kegiatan operasional tambang PT Freeport Indonesia dihentikan sementara, demikian juga pembahasan perjanjian kerja bersama periode 2013-2015.

Penghentian kedua kegiatan itu disebut sebagai bentuk belasungkawa dan simpati terhadap para korban runtuhnya terowongan tambang bawah tanah Big Gossan Mil 74, Distrik Tembagapura, Timika, Papua, Selasa (14/5/2013). Hingga Kamis (16/5/2013), 15 pekerja sudah terevakuasi, dengan lima di antaranya meninggal. Kamis dini hari, sekitar pukul 02.50 WIT, regu penyelamat mendapatkan korban meninggal kelima, yang diidentifikasi sebagai Rooy Kailuhu.

"Selain itu diperoleh laporan bahwa seorang pekerja yang berada di lokasi berhasil menyelamatkan diri saat insiden," ungkap juru bicara perusahaan ini, Daisy Primayanti, dalam siaran pers, Kamis (16/5/2013).

Dengan perkembangan ini, kata Daisy, PT Freeport memperkirakan masih ada 23 pekerja lain di bawah reruntuhan terowongan. Penghentian operasional tambang juga merupakan aspirasi para pekerja tambang yang spontan melakukan aksi blokade jalanan menuju areal tambang, menyusul runtuhnya terowongan tersebut.

Blokade dilakukan tepatnya di jalan tambang di Ridge Camp Mil 72 Distrik Tembagapura. Koordinator Solidaritas, Ronald, mengatakan, mereka mendesak perusahaan secepatnya melakukan evakuasi rekan-rekan mereka yang terperangkap dalam insiden di Big Gossan.

"Blokade ini untuk memastikan tidak ada lagi aktivitas perusahaan. Kami ingin agar puluhan teman-teman kami yang terperangkap cepat dievakuasi," urai Ronald.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com