Pada akhir perdagangan, IHSG ditutup naik 67,01 poin (1,32 persen) ke level 5.145,68 dengan jumlah transaksi sebanyak 10,7 juta lot atau setara dengan Rp 5,6 triliun.
IHSG sempat menyentuh level intraday tertinggi di level 5.162,38. Indeks LQ45 naik 13,96 poin (sekitar 1,63 persen) ke level 870,03. Indeks Kompas100 menguat 16,53 poin (sekitar 1,49 persen) ke level 1.122,75.
Investor asing mencatat pembelian bersih senilai Rp 22,1 miliar meski sepanjang pekan ini mereka secara total melakukan penjualan bersih senilai Rp 1,1 triliun. Dengan catatan itu, hingga kemarin secara tahun kalender, investor asing masih mencatat pembelian bersih senilai Rp 24,1 triliun.
Meskipun demikian, nilai tukar rupiah kemarin menurut kurs tengah Bank Indonesia melemah 13 poin ke level Rp 9.763 per dollar AS. Sepanjang pekan ini, rupiah melemah 23 poin.
Menurut analis pasar valuta asing Bank of Singapore, Sim Moh Siong, penguatan dollar AS ini diperkirakan akan terjadi lebih lama tahun ini. Ini seiring dengan pelemahan dengan sengaja sejumlah mata uang, seperti yen. ”Seiring juga penguatan data ekonomi AS dibandingkan negara lain sehingga memberikan dukungan langsung ke mata uang dollar AS,” kata Sim, seperti dikutip Reuters.
Sepanjang pekan ini, IHSG menguat sekitar 0,78 persen. Dari sisi sektoral, kemarin sektor konsumer memimpin kenaikan dengan penguatan 5,22 persen. Namun, secara tahun kalender, sektor properti paling tinggi kenaikannya, sekitar 56 persen. Kenaikan IHSG kemarin menjadikan indeks tertinggi kedua. Indeks Nikkei 225 tercatat paling tinggi di dunia dengan penguatan 45,63 persen.