Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketimpangan Ekonomi Semakin Lebar

Kompas.com - 21/05/2013, 07:40 WIB

”Semangat reformasi belum menjadi kebijakan operasional. Penyebabnya, entah salah kebijakan atau pengambil kebijakan tidak paham atau tak ada pemimpin? Semangat reformasi tak salah, tetapi pelaksanaannya yang tidak ada,” katanya.

Sektor industri yang menjadi andalan penyerapan angkatan kerja dan menekan angka pengangguran pun kini juga merosot. Pada era Orde Baru, industri bisa tumbuh melebihi 10 persen setiap tahun, bahkan di atas angka pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, menyusul terjadinya krisis moneter, pertumbuhan sektor industri pun menurun di bawah 10 persen, jauh di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional.

”Penurunan pertumbuhan industri tersebut juga akibat kendala terbatas dan buruknya infrastruktur. Suplai energi, baik listrik maupun gas, menjadi hambatan bagi industri, sesuatu yang belum terasa di masa Orde Baru,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi.

Otonomi daerah sebagai buah reformasi kerap pula menciptakan hambatan bagi tumbuhnya industri dan membebani perusahaan. Izin gangguan yang sebelumnya berlaku seumur hidup, misalnya, di beberapa daerah kemudian diatur harus diperpanjang untuk setiap rentang waktu tertentu.

”Bahkan ada pula pemerintah daerah yang mengatur izin gangguan di kawasan industri. Padahal, kawasan tersebut sudah diperuntukkan bagi kebutuhan industri sehingga izin semacam itu seharusnya tidak perlu lagi,” kata Dedi.

Baru di tahun 2012 sektor industri pengolahan nonminyak dan gas bumi tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Industri pengolahan nonmigas tumbuh 6,26 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi yang 6,23 persen.

Industri minyak dan gas bumi yang dua kali mencapai puncak produksi minyak nasional hingga 1,6 juta barrel per hari semasa Orde Baru kini sirna. Selain itu, banyak cadangan migas di Indonesia ditemukan, didukung kegiatan eksplorasi yang sangat gencar. Sementara itu, harga minyak mentah terus meningkat. Kini produksi minyak hanya 840.000 barrel per hari. Ketahanan energi Indonesia kritis akibat bergantung pada impor. (K07/ARN/EVY/CAS/BEN/MAR)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com