Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Bank Nasional Ekspansi ke Luar Negeri?

Kompas.com - 23/05/2013, 13:36 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengingatkan ke perbankan nasional bahwa kondisi industri perbankan di Indonesia masih sangat menarik sehingga peluang industri perbankan untuk tumbuh di dalam negeri masih sangat besar.

Namun, dengan serbuan perbankan asing yang marak ekspansi ke Indonesia, Hatta mengingatkan apakah penting bank nasional ekspansi ke luar negeri? "Kondisi Indonesia sangat menarik bagi investor asing, apalagi bagi bank di Indonesia sendiri. Barangkali itu yang menyebabkan bank kita tidak mau ke luar negeri. Sebab, mereka ingin menggarap pasar lokal saja," kata Hatta dalam sambutan Indonesia Banking Expo di Jakarta, Kamis (23/5/2013).

Hatta menambahkan, Indonesia dalam forum-forum di luar negeri selalu mendapat pujian karena pertumbuhan ekonominya selalu di atas 6 persen, apalagi bisa menurunkan angka kemiskinan dari 16,6 persen di 2004 menjadi hanya 11,6 persen di 2012. Sementara itu, angka pengangguran menurun dari 9,9 persen di 2004 menjadi hanya 5,92 persen di 2012.

Sementara itu, angka kesejahteraan masyarakat meningkat yang dibuktikan dengan pendapatan per kapita naik dari 1.184 dollar AS menjadi 3.800 dollar AS. "Daya beli masyarakat sudah di atas 4.000 dollar AS dan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sudah 24 persen, menurun dari 50 persen di 2004 lalu," tambahnya.

Dari sisi konsumsi, masyarakat Indonesia saat ini ditopang oleh 55 juta orang kelas menengah baru. Sebagai bagian negara G-20, Indonesia mengontribusikan 40 persen dari ekonomi Asean. "Asing kini menyerbu dalam negeri karena kontribusi ekonomi Indonesia sekitar 40 persen ke ASEAN sehingga kita jangan hanya local player, tapi juga harus bisa menjadi regional player," tambahnya.

Untuk itu, Hatta mengharapkan ada asas resiprokal bagi perbankan nasional untuk ekspansi di luar negeri. Hatta menganggap asas resiprokal penting diterapkan. "Resiprokal tetap penting, tapi jangan sampai kita membuka, tapi kita masuk ke sana susah. Sebab, asas resiprokal itu universal. Bisa kita terapkan untuk sebuah keadilan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com