PADANG, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan kehadiran taksi Blue Bird dapat mendukung pengembangan sektor pariwisata daerah, karena selama ini masih terbatas moda transportasi yang memadai.
"Kehadiran taksi Blue Bird semoga dapat memenuhi harapan pengunjung, sehingga semakin menggerakan ekonomi Sumbar ke depan," kata gubernur pada peluncuran perdana 50 unit armada taksi Blue Bird di halaman Kantor gubernur Sumbar, Kamis (23/5/2013).
Menurut Irwan, salah satu yang menggerakkan perekonomian Sumbar sektor pariwisata, makanya sarana penunjangnya diperlukan sehingga membuat orang banyak berkunjung.
Jika banyak orang yang datang dengan motivasi jalan-jalan, rapat-rapat asosiasi dan seminar, dengan harapan banyak membawa uang dan berbelanja sehingga jualan masyarakat semakin laku. "Sumbar banyak usaha kecil dan menengah sehingga merasakan dampak ganda dengan banyaknya orang yang datang tersebut," ujarnya.
Selama ini, ungkap Irwan, banyak orang datang ke Sumbar tetapi ketika sudah sampai di hotel, tak mencukupi armada taksi yang melayani untuk pergi ke tujuan sejumlah destinasi. Taksi yang beroperasi selama ini dilihat dari segi kelayakan masanya sudah lima sampai sepuluh tahun, bahkan ada tak laik lagi.
"Armada taksi yang masa operasi tak sesuai dengan ketentuan tersebut, tentu sudah saatnya untuk diperbaharui dan diremajakan," ujarnya.
Kondisi ini membuat harapan pemerintah daerah makin kecil, karena di hotel-hotel tak ada taksi yang tersedia. Akibatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat sulit berkembang. "Keberadaan armada Blue Bird tahap awal sebanyak 50 unit beroperasi di Sumbar, tentu dapat menjawab keraguan-raguan dan pertanyaan dari pengunjung selama ini," kata Irwan.
Apalagi, industri sektor perhotelan di Kota Padang khususnya sejak dua tahun terakhir semakin banyak penambahan kamar atau lebih 2.000 kamar, bahkan ada tiga hotel lagi akan siap di tahun ini.
Kendati demikian, menurut gubernur, kehadiran Blue Bird di Sumbar sebenarnya bukan pula saingan dari armada taksi yang sudah beroperasi selama ini, karena segmennya memenuhi kebutuhan pasar kelas menengah ke atas.
Armada taksi yang ada selama ini segmen pasarnya dapat melayani masyarakat kelas menengah ke bawah, artinya pelanggan atau konsumen yang selama ini tak akan terganggu.
Tarif yang ditetapkan pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub), maka untuk Blue Bird ditetapkan batas tarif atas yakni, buka pintu Rp 6.000, dan Rp 3.000/km serta senilai Rp 30.000/jam kalau menunggu.
Sedangkan bagi taksi yang dikelola pengusaha daerah selama ini, meskipun memberlakukan argometer ditetapkan tarif batas bawah yakni, senilai Rp 4.000 bukan pintu, Rp 3.000/km dan sebesar Rp 22.000/jam untuk menunggu.
"Beroperasinya taksi Blue Bird memberi dampak ganda, karena sudah mengurangi tenaga kerja dengan rekrutmen sopir seluruhnya dari putra daerah," tambah Irwan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.