Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DBS Wajib Konsolidasi Anak Usaha di Indonesia

Kompas.com - 27/05/2013, 09:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) masih terus memproses proposal akuisisi Bank Danamon yang disampaikan oleh DBS Group. Jika bank asal Singapura ini jadi mengambil saham Danamon, mereka harus mengkonsolidaikan bank miliknya di Indonesia.

Sekadar informasi, DBS Group Holding memiliki 99 persen saham PT DBS Indonesia. Dalam proposal akuisisinya, DBS berencana mengakuisisi 100 persen saham Fullertron Finansial Holding. Perusahaan investasi ini memiliki 100 persen saham Asia Finansial Indonesia (AFI), yang merupakan pemegang 67,37 persen saham Bank Danamon.

Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah mengatakan, jika DBS jadi mengambil alih saham Danamon maka DBS harus tunduk pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/24/PBI/2012 tentang Kepemilikan Tunggal atau single presence policy. Dalam beleid ini BI mewajibkan investor yang jadi pengendali di dua bank harus mengonsolidasikan anak usahanya.

Pemegang saham bisa memilih membentuk induk usaha (holding company) atau menggabungkan alias merger anak-anak usaha banknya. "Mereka wajib konsolidasi agar pengawasannya mudah," ujar Halim, akhir pekan lalu.

Sejatinya, opsi merger lebih menarik karena bank dapat beberapa insentif. Contohnya, pelonggaran sementara pemenuhan giro wajib minimum (GWM), perpanjangan waktu penyesuaian batas maksimum pemberian kredit (BMPK), kemudahan izin pembukaan cabang dan pelonggaran sementara penerapan tata kelola atau good corporate governance (GCG).

Di sisi lain, Halim belum bisa memastikan apakah DBS akan menguasai secara tidak langsung 67,37 persen saham atau hanya 40 persen saham Bank Danamon. Sebab, hingga pekan lalu, BI belum menerima proposal baru dari DBS Group.

Direktur Kepatuhan Bank Dananon Indonesia, Fransiska Oie enggan mengomentari proses akuisisi oleh DBS. Ia beralasan BI baru menyampaikan hal tersebut secara lisan dan belum tertulis. "Kami tidak bisa beri komentar karena kami objek akuisisi. Sila bertanya langsung pada DBS," pungkasnya. (Nina Dwiantika/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

    Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

    Whats New
    Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

    Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

    Whats New
    Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

    Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

    Whats New
    Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

    Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

    Work Smart
    Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

    Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

    Whats New
    KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

    KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

    BrandzView
    Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

    Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

    Whats New
    Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

    Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

    Whats New
    Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

    Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

    Whats New
    HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

    HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

    Whats New
    Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

    Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

    Whats New
    BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

    BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

    Whats New
    Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

    Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

    Whats New
    Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

    Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

    Whats New
    Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

    Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com