Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiaplah, Makin Susah "Hidup" dari Musik di Indonesia!

Kompas.com - 27/05/2013, 14:17 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Musik sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Tiada hari tanpa mendengarkan musik lewat radio, televisi, internet, dan pemutar mp3. Maka, seharusnya industri musik semakin "meledak" dan memberikan keuntungan tidak sedikit, baik bagi sang seniman maupun bagi orang-orang di belakang industri tersebut.

Namun, hal bertolak belakang justeru terjadi di dunia musik Indonesia. Jika tak ada langkah pencegahan, beberapa tahun ke depan tidak ada lagi yang dapat "hidup" dari musik, terutama karena masalah pembajakan yang belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah Indonesia.

Demikian hal itu disampaikan Direktur PT Musika Studio's Gumilang Ramadhan di sela acara Digital & Music Matters 2013 di Singapura, Kamis (22/5/2013). Gumilang bahkan mengatakan, industri musik Indonesia masih tergolong buruk.

"Ya, masih buruk. Secara fisik, kaset dan CD dibajak. Di luar itu, kita sudah tidak bisa lagi berpromosi di video atau radio. Bajakan, hari ini keluar, malamnya sudah ada di lapak, di mal-mal. Kita nggak bisa nangkep orang, kita bukan polisi. Belum lagi illegal download," ujarnya.

Selain itu, kata Gumilang, solusi lain seperti streaming masih belum dapat dilakukan di Indonesia. Pasalnya, belum ada fasilitas memadai untuk mendukung cara tersebut.

"Soal streaming, di Indonesia belum ada yang sukses karena infrastrukturnya belum bagus. Kita bicara lagi soal ring backtone. Kemarin kita sudah dapat 25 juta (pengguna), tapi pemerintah kirim surat dan menghapus keduapuluh lima pengguna itu. Matilah kita. Itu satu-satunya yang belum bisa dibajak saat itu. Hilang, karena ada orang yang mencuri lewat SMS," ungkap Gumilang.

Namun, lanjut dia, beruntung para artis saat ini masih memiliki cara lain dalam menghasilkan uang. Banyak artis masih menggeIar tur. 

"Untungnya, kita punya artis karena turnya banyak, mereka masih hidup dari itu semua," ujarnya.

Selain Gumilang, CEO The International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) Frances Moore juga mengungkapkan hal serupa. Dalam kuliah umum yang di acara tersebut, Moore mengatakan proteksi kekayaan intelektual di Indonesia dan India masih cukup jauh dibandingkan negara-negara lainnya. Menurutnya, hal ini cukup disayangkan, dan ia tengah berusaha mendorong semua pihak dalam industri musik Indonesia agar bergerak dan menangani masalah ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com