JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) diminta untuk bersiap melakukan intervensi menyusul nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar AS pada siang ini. Berdasarkan Reuters, Senin (I27/5/2013), 1 dollar AS tembus level Rp 9.845 atau tertinggi dalam satu tahun terakhir.
Ekonom Senior Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengungkapkan, level psikologis nilai tukar rupiah terhadap dollar AS maksimal Rp 10.000 per dollar AS. Jika menembus level tersebut, masyarakat melihat ada sesuatu pada perekonomian Indonesia.
"Jika saat ini masih di level Rp 9.800-an, saya lihat BI belum perlu melakukan intervensi. Pelemahan nilai tukar ini juga seiring dengan melemahnya Bursa Efek Indonesia. Ada aksi profit taking oleh investor asing," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com.
Menurut dia, penyebab lain nilai tukar rupiah loyo pada siang hari ini lantaran kebijakan BI melakukan repatriasi devisa hasil ekspor (DHE) tidak diikuti oleh pelepasan mata uang tersebut ke pasar valas. Meskipun DHE yang masuk cukup besar, hal itu tak terlalu menolong penguatan rupiah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hingga sesi pertama hari ini ditutup melemah 65,96 poin (1,06 persen) ke 5.089,14. IHSG melemah seiring pelemahan beberapa bursa regional.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.