Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Berusaha Tahan Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 27/05/2013, 16:33 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) belum berencana untuk menaikkan suku bunga acuan BI (BI Rate) guna merespon inflasi yang melonjak hingga 7,76 persen year on year (yoy) akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai pertengahan Juni mendatang.

"Kita akan lihat dulu, kalau nanti APBN disetujui, kita akan merespon dengan bauran kebijakan dan itu meliputi kebijakan yang ada di kewenangan BI termasuk makro prudential. Kita tidak berarti akan ada perubahan," kata Gubernur BI Agus Martowardojo selepas Rapat Kerja di Komisi XI DPR Jakarta, Senin (27/5/2013).

Agus menambahkan, bauran kebijakan yang akan dilakukan BI antara lain merespon dengan kebijakan nilai tukar, likuiditas hingga makro prudential. "Namun kita harus melihat pembahasan ini sampai sidang paripurna," tambahnya.

Agus menjelaskan bahwa BI sebenarnya masih bisa menaikkan suku bunga acuannya. Tapi, kebijakan untuk menaikkan BI rate adalah opsi terakhir yang akan dilakukannya. Saat ini, pemerintah akan melakukan koordinasi dengan otoritas fiskal hingga semua kementerian terkait untuk menjaga inflasi agar tetap terjaga sesuai dengan yang telah ditargetkan.

Seperti diberitakan sebelumnya, inflasi akan semakin tertekan bila pemerintah jadi menaikkan harga BBM bersubsidi pada pertengahan Juni mendatang. Inflasi tahunan akan mencapai 7,76 persen. Nilai inflasi ini lebih tinggi dari perkiraan pemerintah sebesar 7,2 persen. Namun BI dan pemerintah sepakat soal dampak inflasi akan terasa dalam 5-6 bulan setelah pemberlakukan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Agus memperkirakan penaikan harga BBM akan memberikan tambahan inflasi sepanjang 2013 sebesar 2,46 persen. Untuk kontribusi inflasi yang terbesar dari kenaikan harga premium sebesar 1,22 persen dan solar hanya 0,01 persen.

"Tapi, kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut akan memberi dampak kenaikan tarif angkutan, khususnya angkutan darat termasuk taksi sekitar 20 persen," tambahnya.

Agus memerinci kontribusi inflasi dari angkutan memang beragam. Untuk Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) kontribusinya 0 persen, angkutan antar kota 0,12 persen, angkutan dalam kota 0,68 persen, angkutan laut 0 persen, tarif kereta api 0 persen dan taksi 0,02 persen.

Sekadar catatan, pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi untuk premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 6.500 per liter dan untuk solar naik Rp 1.000 menjadi Rp 5.500 per liter. Sementara BI rate sendiri, sudah bertahan di level 5,75 persen sejak Februari 2012 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com