Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMN China Ini Tanam Modal Rp 165 Triliun di Kalimantan

Kompas.com - 27/05/2013, 19:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China, yakni China Power Investment (CPI) Corp berencana menanamkan modal hingga 17 miliar dollar AS atau sekitar Rp 165 triliun untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara.

"PLTA-nya nanti lokasinya di Sungai Kayang, Kalimantan Utara," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik usai menerima kunjungan Vice President CPI, Xia Zhong, di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (27/5/2013).

PLTA yang berkapasitas 7.000 megawatt itu, menurut Jero, akan dibangun dalam lima tahap selama lima tahun. Jero menambahkan pembangunan PLTA ditargetkan akan dimulai pada 2014 mendatang. Pihaknya juga mewajibkan CPI untuk menggandeng subkontraktor lokal terkait pembangunan PLTA.

"Saya juga meminta mereka mengadakan CSR yang baik di desa-desa dimana mereka berinvestasi, daerah tersebut harus menciptakan lapangan kerja bagi para tenaga kerja lokal," katanya.

Selain proyek PLTA, CPI juga tertarik untuk berinvestasi pada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pabrik pengolahan mineral (smelter) di Indonesia. "Mereka dengar Indonesia sedang mencari solusi agar smelter bisa segera dibangun di Indonesia, contohnya smelter bauksit, alumunium," katanya.

CPI adalah salah satu dari lima BUMN terbesar di China dan merupakan perusahaan energi yang komprehensif mengintegrasikan industri listrik, batubara, alumunium, kereta api dan pelabuhan.

Sebelumnya, CPI telah bekerja sama dengan pemerintah Myanmar membangun Myitsone Dam, bendungan besar yang akan selesai pada 2017. Bendungan tersebut diperkirakan akan menghasilkan 3.600 hingga 6.000 megawatt listrik untuk Provinsi Yunan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com