Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2013, 14:03 WIB
EditorI Made Asdhiana

KOMODO, KOMPAS - Predikat sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia yang disandang hewan langka komodo (Varanus komodoensis) patut disyukuri oleh seluruh komponen bangsa Indonesia. Namun, kebanggaan itu tidak boleh berhenti karena potensi besar dari hewan peninggalan zaman purba itu belum memberi dampak bagi kehidupan masyarakat di sekitar Pulau Komodo.

”Saya berterima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah mewujudkan komodo sebagai tujuh keajaiban dunia,” kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Komodo Kita, Jusuf Kalla, saat meletakkan batu pertama pembangunan Desa Wisata Komodo BNI di Desa Komodo, Nusa Tenggara Timur, Senin (27/5/2013).

Hadir dalam acara pencanangan itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Direktur Utama Bank BNI Gatot M Suwondo, dan Ketua Yayasan Komodo Kita Emmy Hafild.

Desa Wisata Komodo adalah proyek yang didanai oleh Bank BNI bekerja sama dengan Yayasan Komodo Kita untuk membangun beberapa infrastruktur desa, seperti perbaikan jalan desa, penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan, sekaligus mempersiapkan sumber daya masyarakat sekitar.

Jusuf Kalla menjelaskan, komodo tidak tahu dia ajaib. Komodo tetap akan makan kambing milik warga sekitar. ”Yang perlu berbeda adalah kita. Mari mulai bersama-sama agar turis yang datang tidak sekadar melihat komodo lalu pergi lagi. Mari berbuat agar mereka mau menginap, makan, dan membeli oleh-oleh dari masyarakat di sini agar kedatangan mereka bermanfaat,” ujar Jusuf Kalla.

Dalam gayanya yang kocak dan tidak menggurui, mantan Wakil Presiden itu mengajak warga Desa Komodo hidup bersih. Misalnya, masyarakat diajak untuk tidak lagi membuang kotoran di pinggir pantai agar benda itu tidak dilihat atau diinjak para turis.

Mari Pangestu juga menekankan persoalan kebersihan sebagai bagian dari awal perkembangan Desa Wisata Komodo sebagai bagian dari rencana masa depan. Pada masa mendatang, diperkirakan turis yang datang ke Komodo akan bertambah besar.

Pada tahun 2012, setelah penetapan tujuh keajaiban dunia, jumlah wisatawan yang datang ke wilayah Kabupaten Manggarai Barat itu sudah mencapai 48.000 orang atau meningkat lebih dari 50 persen dari semula cuma 30.000 orang.

Ketua Yayasan Komodo Kita Labuan Bajo, S Samuel, menyatakan, dalam dua tahun pihaknya akan fokus mempersiapkan keahlian warga lokal menerima tamu asing yang tinggal di rumah penduduk. Keahlian itu sebagai pemandu wisata, pemandu selam profesional, dan menerima tamu yang baik.

Gatot M Suwondo mengatakan, BNI siap memberi bantuan untuk mewujudkan Desa Wisata di Komodo. Akan tetapi, keberhasilan proyek itu bukan berada di tangan BNI, melainkan dari warga desa sendiri.

”Kami menyisihkan bagian dari keuntungan untuk mewujudkan desa wisata di sini karena kami peduli. Sekarang semuanya bergantung kepada bapak dan ibu,” kata Gatot. (SAH)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Penuhi Ketentuan, 66 Persen Kebun Sawit PTPN V Dikelola Bareng Petani Lokal

Penuhi Ketentuan, 66 Persen Kebun Sawit PTPN V Dikelola Bareng Petani Lokal

Whats New
Laju Inflasi Inti Kian Melambat

Laju Inflasi Inti Kian Melambat

Whats New
Watsons Tebar Diskon hingga 70 Persen Lewat 6.6 Mid-Year Sale

Watsons Tebar Diskon hingga 70 Persen Lewat 6.6 Mid-Year Sale

Spend Smart
Wilmar Group Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 'Fresh Graduate', Simak Syaratnya

Wilmar Group Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 "Fresh Graduate", Simak Syaratnya

Work Smart
Jumlah Penggunaan Kendaraan Listrik di Indonesia Sudah 63.105 Unit

Jumlah Penggunaan Kendaraan Listrik di Indonesia Sudah 63.105 Unit

Whats New
BSI 'Error' Kena 'Ransomware', Wamen BUMN: Data Diretas dari Komputer Kantor Cabang

BSI "Error" Kena "Ransomware", Wamen BUMN: Data Diretas dari Komputer Kantor Cabang

Whats New
BPS Catat Nilai Tukar Petani Turun 0,34 Persen pada Mei 2023

BPS Catat Nilai Tukar Petani Turun 0,34 Persen pada Mei 2023

Whats New
Solusi Polemik Impor KRL Bekas, Erick Thohir: Opsi Impor Terbatas Jangka Pendek 6-7 Bulan

Solusi Polemik Impor KRL Bekas, Erick Thohir: Opsi Impor Terbatas Jangka Pendek 6-7 Bulan

Whats New
PGN Saka Siap Eksplorasi Potensi Minyak 130 MMBO dan Gas 300 BCF di Wilayah Kerja Sangkar

PGN Saka Siap Eksplorasi Potensi Minyak 130 MMBO dan Gas 300 BCF di Wilayah Kerja Sangkar

Whats New
Bentoel Internasional Investama Rombak Jajaran Direksi

Bentoel Internasional Investama Rombak Jajaran Direksi

Whats New
Dua Proyek Tol Waskita Dialihkan ke Hutama Karya

Dua Proyek Tol Waskita Dialihkan ke Hutama Karya

Whats New
Soal Harga Telur, Bapanas: Kalau di Hilir Harga di Atas Rp 36.000 Per Kilogram Itu Tidak Wajar

Soal Harga Telur, Bapanas: Kalau di Hilir Harga di Atas Rp 36.000 Per Kilogram Itu Tidak Wajar

Whats New
BUAH Alokasikan 'Capex' Rp 16 Miliar Tahun Ini, untuk Apa Saja?

BUAH Alokasikan "Capex" Rp 16 Miliar Tahun Ini, untuk Apa Saja?

Whats New
ShopeePay Raih Predikat Excellent di Ajang ICSQ Award 2023

ShopeePay Raih Predikat Excellent di Ajang ICSQ Award 2023

Whats New
Di RUPST, Bentoel Paparkan Capaian Bidang ESG Sepanjang 2022

Di RUPST, Bentoel Paparkan Capaian Bidang ESG Sepanjang 2022

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+