Oleh FAISAL BASRI
Nilai tukar rupiah telah menembus
Memang, kemerosotan nilai tukar rupiah cukup tajam jika dibandingkan dengan posisi terkuatnya pada 2 Agustus 2011, yakni 13,7 persen. Pada akhir Agustus 2011, cadangan devisa berada pada tingkat tertinggi, yaitu 124,6 miliar dollar AS, tetapi sebulan berikutnya terkuras 10,1 miliar dollar AS menjadi 114,5 miliar dollar AS. Sejak itulah, nilai tukar rupiah mengalami kemerosotan yang persisten.
Pada triwulan IV-2011, akun semasa (
Kemerosotan nilai tukar rupiah agak tertahan oleh derasnya modal asing yang masuk, baik dalam bentuk penanaman modal asing langsung maupun investasi portofolio. Perlu dicatat, sejak tahun 2010 penanaman modal asing langsung selalu lebih besar ketimbang investasi portofolio sehingga bisa mengurangi volatilitas pergerakan rupiah.
Yang perlu dicermati dengan saksama di dalam akun modal adalah pembayaran cicilan utang sebagaimana tecermin pada
Bagaimanapun, fundamental rupiah akan jauh lebih kokoh apabila ditopang oleh faktor-faktor yang bersumber dari kekuatan sendiri. Oleh karena itu, akun semasa mutlak perlu disehatkan. Dalam jangka pendek, kuncinya adalah bagaimana meredam peningkatan impor BBM yang sejak tahun 2011 sudah menjadi penyedot terbesar cadangan devisa.
Oleh karena ini, ekspektasi rupiah dalam jangka pendek sangat ditentukan kenaikan harga BBM. Semakin tidak pasti keputusan kenaikan harga BBM membuat nilai rupiah semakin lama terombang-ambing.
Bank Indonesia bisa saja melakukan intervensi untuk meredam pelemahan rupiah. Namun, harus diingat, cadangan devisa kita tidak melimpah. Pada akhir Maret, besarnya cadangan devisa hanya setara dengan 5,7 bulan kebutuhan impor dan pembayaran cicilan utang luar negeri pemerintah.
Kapasitas cadangan devisa ini terus-menerus melorot dari 7,2 bulan pada tahun 2010, 6,5 bulan pada tahun 2011, dan 6,1 bulan pada tahun 2012.