Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Migas Tinggi, Neraca Perdagangan Defisit Lagi

Kompas.com - 03/06/2013, 12:10 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI pada April 2013 masih mengalami defisit 1,62 miliar dollar AS. Hal ini disebabkan impor Indonesia lebih besar dibanding ekspornya.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, total ekspor Indonesia pada April 2013 sebesar 14,7 miliar dollar AS. Sementara total impornya sebesar 16,31 miliar dollar AS. "Sehingga pada April ini mengalami defisit 1,62 miliar dollar AS," kata Suryamin saat konferensi pers di Jakarta, Senin (3/6/2013).

Suryamin menambahkan, neraca perdagangan untuk periode Januari hingga April 2013 juga masih mengalami defisit 1,85 miliar dollar AS. Untuk ekspor mencapai 60,11 miliar dollar AS dan impornya mencapai 61,96 miliar dollar AS. Menurut Suryamin, penyebab neraca perdagangan mengalami defisit karena impor migas yang belum kunjung turun.

Pada periode April 2013, migas masih mengalami defisit 1,209 miliar dollar AS dan untuk periode Januari hingga April 2013 juga mengalami defisit 4,57 miliar dollar AS.

Minyak mentah mengalami defisit pada April 2013 mencapai 687,1 juta dollar AS dan periode Januari-April juga defisit 1,62 miliar dollar AS. Untuk hasil minyak juga defisit sebesar 1,68 miliar dollar AS pada April 2013 dan untuk periode Januari-April juga defisit 7,87 miliar dollar AS.

"Namun untuk gas mengalami surplus 1,162 miliar dollar AS (April 2013). Begitu juga untuk periode Januari-April surplus sebesar 4,92 miliar dollar AS," tambahnya.

Sementara neraca perdagangan non migas untuk periode April 2013 masih defisit 407,4 juta dollar AS. Tapi untuk periode Januari-April 2013 masih mencatatkan surplus sebesar 2,71 miliar dollar AS.

"Memang impor migas kita lebih besar dibanding ekspor non migas, jadi mengalami defisit. Ini buat bahan pemikiran bagi pemerintah ke depan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com