Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mogok Malah Rugikan Semua Pihak

Kompas.com - 04/06/2013, 07:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, pemogokan sangat merugikan perekonomian secara luas. Hal itu harus secepatnya dicarikan solusi.

”Ini enggak boleh. Ini akan mengganggu arus barang kita. Dan persepsi investor kan buruk kepada kita kalau sampai terjadi pemogokan seperti ini. Jadi harus ada solusi,” kata Hatta.

Hatta mengatakan hal itu menanggapi aksi mogok yang dilakukan Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) DKI Jakarta pada Senin (3/6/2013). Akibatnya, Jalan Yos Sudarso dan Jalan Raya Cilincing yang biasanya dipenuhi truk gandeng terlihat lengang.

Pemogokan ini terjadi karena Angsuspel tidak percaya kepada PT Pelindo II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC). Beberapa waktu yang lalu IPC membeli 2.000 truk dan membentuk anak perusahaan bernama PT Jasa Armada. Angsuspel khawatir, anak perusahaan Pelindo itu akan menjadi pesaing bagi Angsuspel dalam mengangkut peti kemas dari dan ke pelabuhan.

Terkait dengan kekhawatiran itu, RJ Lino, Presiden Direktur IPC, menegaskan, anak perusahaan armada itu dibentuk bukan untuk menjadi pesaing Angsuspel, melainkan untuk operasional di dalam pelabuhan-pelabuhan yang dikelola IPC.

”Truk-truk ini tidak akan ke luar pelabuhan. Truk ini untuk membantu kapal tunda dan kapal pemandu,” kata Lino.

Lino menegaskan, IPC tidak berniat investasi dalam perusahaan pengangkutan. Truk-truk itu diadakan untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggannya.

Menteri BUMN Dahlan Iskan ketika dikonfirmasi juga mengatakan, truk-truk itu akan digunakan di dalam pelabuhan, bukan untuk di luar pelabuhan. Semalam, Dahlan juga memastikan situasi di Tanjung Priok segera kembali normal.

Sementara, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Sahat Simatupang mengatakan, kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok berjalan seperti biasa. Namun tidak ada truk yang keluar masuk mengangkut peti kemas. ”Biasanya truk yang beroperasi di Tanjung Priok mencapai 15.000 armada. Saat aksi mogok ini, hanya sedikit yang beroperasi. Mereka mengatakan, tidak akan mengganggu kegiatan di pelabuhan, hanya melarang truk-truk keluar dari garasi saja,” kata Sahat.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby Mamahit juga menjelaskan, aksi stop operasi anggota Angsuspel Tanjung Priok tidak membuat pelabuhan lumpuh total.

”Memang ada pengurangan angkutan truk trailer yang akan mengambil dan membawa peti kemas di terminal penumpukan petik kemas. Namun masih ada yang beroperasi. Jadi hanya tersendat saja,” kata Bobby.

RJ Lino menjelaskan, Pelindo II membentuk anak-anak perusahaan itu untuk memberikan pelayanan yang semakin baik bagi para pelanggan. ”Bisnis harus bisa bersaing dan bergerak maju. Jika memang saya dinilai melakukan monopoli, silakan adukan ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha,” tegas Lino.

Di tempat terpisah, Menteri Perindustrian Mohammad S Hidayat mengatakan, terjadinya pemogokan kali ini harus dijadikan momentum untuk membenahi persoalan yang dihadapi pelaku industri dan dunia usaha di pelabuhan.

Hidayat mengatakan, Pelindo berperan sebagai regulator yang ditunjuk untuk menertibkan dan mengelola serta membuat perusahaan jadi efisien.

Achmad Ridwan, Sekretaris Jenderal Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia, mengatakan, aksi mogok selama satu hari ini berpotensi menimbulkan kerugian hingga Rp 2 triliun. ”Kami yang babak belur,” kata Achmad.

Sementara itu, di Jambi, puluhan usaha jasa pelayaran mogok beroperasi sebagai bentuk protes atas rencana monopoli Pelabuhan Indonesia. Meski aktivitas bongkar muat barang tetap berjalan, sebanyak 600 ton semen dari Batam gagal masuk ke Pelabuhan Talang Dukuh, Jambi. (LAS/MAS/ARN/DEN/ITA/MAR/PPG)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com