Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Indonesia Masih Jauh dari Krisis Pangan

Kompas.com - 05/06/2013, 04:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pertanian menyatakan Indonesia saat ini masih aman dari krisis pangan meskipun harga pangan di tingkat dunia cenderung mengalami kenaikan. Namun, antisipasi krisis pangan tetap harus dilakukan. Peningkatan impor pangan pun disebut bukan dipicu bahan pangan utama masyarakat.

"Kita punya program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang memanfaatkan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga," kata Menteri Pertanian Suswono, sebagai salah satu upaya antisipasi krisis pangan, di Jakarta, Selasa (4/6/2013). Dia mengatakan, salah satu penyebab tingginya harga pangan dunia ialah karena pangan yang bisa dikonsumsi manusia dialihkan ke energi atau pakan ternak sehingga tren harga pangan naik terus.

Upaya yang bisa dilakukan, ujar Suswono, adalah mengimbau semua pihak untuk terus meningkatkan ketahanan pangan. Program KRPL merupakan salah satu upaya mendorong ketahanan pangan dengan memanfaatkan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga. Dia mengatakan, upaya tersebut adalah bagian proteksi dari risiko ketahanan pangan di tingkat keluarga sekaligus mendiversifikasikan pangan pokok selain beras. Selain itu, lanjut Suswono, Balitbang Kementerian Pertanian juag menyiapkan benih padi yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim ekstrem.

Menurut Suswono, pendapat DPR yang menilai Indonesia memasuki fase krisis pangan dengan indikator volume impor pangan tidaklah tepat. Sebab, ujar dia, neraca perdagangan sektor pertanian Indonesia mengalami surplus hingga 22 miliar dolar AS.

"Volume impor terbesar itu untuk komoditas hortikultura. Meningkatnya volume impor itu seiring meningkatnya peningkatan pendapatan per kapita masyarakat dan kebutuhan kelas tertentu. Kalau ekspatriat ingin memakan anggur atau buah kiwi yang merupakan produk subtropis itu lalu apa harus kita tutup pemasukan impornya?" tanya Suswono. Namun, dia menegaskan bahwa Kementerian Pertanian terus memberi perhatian terhadap ketersediaan pangan masyarakat.

Karena itu, ujar Suswono, tanaman pangan seperti padi, tebu, dan jagung menjadi prioritas pembangunan pertanian. "Di saat laju konversi lahan pertanian makin mempersempit akses petani, produksi padi tahun 2012 mencapai 69,05 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 5 persen (dibanding tahun sebelumnya) sekitar 3,2 juta ton," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com