Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jengkol dan Pete, Aje Gile...

Kompas.com - 05/06/2013, 19:05 WIB

Begitu juga dengan cabai merah dari Rp 45 ribu saat ini naik menjadi Rp 60.000 - Rp 70.000 per kg. Sayur bayam yang semula Rp 1.000 menjadi Rp 1.500 per ikat. "Kalau cabai merah, memang telah naik sejak beberapa hari ini. Kabarnya karena panen gagal.

Lalu Kokom pun memperlihatkan koran yang selalu dibawa suaminya.
"Nih baca, jangan cuma dibawa-bawa doang," perintah Kokom seraya menyodorkan koran harian terkemuka di Nusantara.

Maka tampaklah di sana tulisan tentang kenaikan harga. Koran itu menyebut, kenaikan pada umumnya mulai terjadi sejak pertengahan bulan maret 2001. Sebagai contoh, untuk komoditi gula pasir di Jakarta mengalami kenaikan dari Rp. 3.760,-/Kg menjadi Rp. 3.960,-/Kg (5,05%); susu bubuk naik dari Rp. 14.100,-/400 gr menjadi Rp. 14.200,-/400 gr (0,70%); susu kental manis naik dari Rp. 4.340,-/kaleng menjadi Rp. 4.360,-/kaleng (0,46%); minyak goreng sawit curah naik dari Rp. 3.000,-/kantong plastik menjadi Rp. 3.340,-/kantong plastik (11,33%).

"Kalo cabe keriting naik kagak," tanya Juha.
"cabe merah keriting naik sedikit, jadi Rp 25.603,9 perkilogram, minggu lalu Rp 24.990,04 perkilogram."
"Kalo cabe yang direbounding?"
"Sana abang nanya ke Johny Andrean atau Rudy Hadi Soewarno."
"Cie... gitu aje marah."
"Habisnya, lagi ngomong serius, abang malah melucu."
"Pan biar kagak setres. Bentar abang lanjutin lagi baca."
"Iya sih, kalo dipikir dalem-dalem, bisa putus nih kabel-kabel di kepala."
"Korslet dong, ntar kagak ada yang masakin abang dong..."
"Makanya tuh abang nanya sama pejabat-pejabat ntu, bisa kagak ngurus negara. Ngurus harga jengkol sama pete aja kagak becus."
"Nih abang dapat kabar dari Don, katanya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan akan melakukan inspeksi mendadak
dalam waktu dekat."
"Baru akan? Emang dia kagak tahu jengkol, pete, dan kawan-kawannya udah pada naek?"
"Belum, dia malah bilang gini ke kawan abang di kantor, 'Oh ya, saya belum tahu (harga jengkol melonjak). Di mana itu, kalau benar seperti itu, saya akan langsung sidak ke sana,' kata Gita saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (4/6/2013)."
"Bujug buneng... kok bisa yak?"
"Ya bisa, yang diurus menteri kan soal yang besar-besar, Kom."
"Lah, semua yang besar kan asalnya dari yang kecil."
"Iya, Menteri Gita juga udah tau kalee..."

Biar emosi Kokom reda, Juha pun membaca pesan dari Don melalui Blackberry Mesenger. Katanya, saat ini, Gita fokus menurunkan beragam harga komoditas karena memang sebelumnya mengalami kenaikan harga yang relatif tinggi seperti bawang merah, bawang putih, cabai hingga daging sapi dan daging ayam. Sebagai regulator yang mengurusi stabilitas harga barang, Gita akan memastikan ketersediaan pasokan beragam barang komoditas aman.

"Terus Don bilang apa lagi, bang?"

Di beberapa tempat malah sudah ada yang menembus harga Rp 65 ribu per kilogram jengkol. Akibatnya, sejumlah pedagang jengkol gulung tikar. Seorang pedagang jengkol di pasar Anyar, Tangerang kepada wartawan mengaku, sudah satu bulan ini tidak mendapat pasokan jengkol dari Lampung dan kalimantan. Jika pun beroleh pasokan, dia juga bingung untuk menjualnya. Sebab, banyak pembeli yang protes karena harganya melambung tinggi.

"o... Makanya Pok Gedot udah kagak jualan semur jengkol lagi. Dia bilang, kalo pun dirinya bisa membelinya, tetapi untuk menjual ke pembelinya sulit. Mpok Gedot bilang, masa dia mau kasih satu jengkol, ntar pembelinya pada marah. Mending kagak usah jualan aja."
"Makanya elo ganti semur kentang ya? Ntu beli di Pok Gedot kan?"
"Iya, bang."

***
Meski rada ogah-ogahan makan, meski tak ada sambal pete dan semur jengkol di meja makan, tapi nasi di piring Juha tandas juga akhirnya. Sebagai pelengkap dari 'upacara' makan siang itu, Juha pun minta kepada Kokom secangkir kopi pahit kegemarannya.

Sambil menikmati kopi, lamunan Juha pun mengembara ke mana-mana. Dalam pengembaraannya itu, sampai juga dia memikirkan situasi sosial di republik ini.

Bagaimana mungkin ini semua terjadi di negeri subur makmur seperti Indonesia? Semua paradoks sosial berlangsung tanpa bisa dibendung. Kelaparan di tengah lumbung padi seperti terjadi di Karawang, kemiskinan di tengah ladang minyak seperti terjadi di wilayah Riau, penindasan di tengah ladang emas seperti di Papua, dan kini ketidakmampuan membeli makanan yang dulu pernah menjadi sampah: jengkol dan pete!

Jauh di cakrawala sana, Juha seperti melihat kapal yang oleng lajunya. Barangkali kapal itu telah kehilangan nahkodanya yang jangan-jangan justru sedang bersolek di balik kemudi dan tak mempedulikan laju kapal lagi.


Juha segera sadar, saat bininya memerhatikan dirinya sambil tersenyum.
"Kenapa Kom, senyum-senyum sendiri?"
"Ya lagi seneng aja."
"Seneng kenapa?"
"Seneng, paling nggak beberapa hari ke depan, kamar mandi kita kagak bau pesing..."
"Dan kerjaan lo jadi lebih ringan ya, soale kagak masak rendang jengkol sama sambel pete?"
"Becanda, bang, becanda... Kokom gak masalah kok, kan udah jadi kewajiban istri membahagioakan suami. Mau

kamar mandi pesing kek, mau bikin semur kek, kagak masalah."
"Gak masalah juga kalo mulut abang bau pete sama jengkol?"
"Ya nggaklah.."
"Coba abang tes sini," ujar Juha sambil mendekatkan bibirnya ke pipi Kokom.

Mmmmmm....

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

    IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

    Whats New
    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Whats New
    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Whats New
    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Whats New
    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Whats New
    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

    Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

    Whats New
    Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

    Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

    Whats New
    Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

    Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

    Whats New
    Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

    Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

    Whats New
    Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

    Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

    Whats New
    Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

    Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

    Whats New
    [POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

    [POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

    Whats New
    Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

    Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

    Spend Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com