Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elpiji Mahal, Pertamina Harus Tindak Agen Nakal

Kompas.com - 14/06/2013, 07:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) didesak agar menindak tegas para agen dan pengecer elpiji yang nakal atau terbukti menimbun dan menaikkan harga di atas harga eceran tertinggi. Sanksi yang diberikan dapat berupa penghentian pasokan elpiji maupun pencabutan izin usaha.

Menurut Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi, Kamis (13/6/2013), di Jakarta, YLKI menerima pengaduan dari banyak konsumen yang mengeluhkan harga elpiji 12 kilogram di pengecer atau pangkalan mencapai Rp 90.000 per tabung. Harga itu belum termasuk ongkos kirim.

”Bahkan menurut pengaduan konsumen, di pengecer, harganya mencapai Rp 115.000,” ujarnya.

Di minimarket, harga elpiji 12 kg juga naik, tetapi kisarannya hanya Rp 77.000 per tabung. ”Ini aneh, ada patgulipat di agen-agen resmi elpiji. Karena itu izin usaha harus dicabut jika distributor elpiji nakal menaikkan harga secara sepihak,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi (ReforMiner Institute) Pri Agung Rakhmanto menyatakan, sistem dan mekanisme distribusi elpiji harus dibenahi, termasuk tindakan tegas dan pencabutan izin bagi agen atau penyalur yang menimbun atau menyalahgunakan.

”Pendataan, monitoring, dan evaluasi data pola konsumsi di wilayah-wilayah perlu dilakukan kontinu sehingga manajemen pasokan dan distribusinya dapat disesuaikan,” ujarnya.

Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir menjelaskan, manajemen Pertamina telah memperingatkan satu agen elpiji karena menaikkan harga elpiji. Pihaknya juga sudah menginstruksikan para agen untuk tidak memasok lagi elpiji ke satu pangkalan yang terbukti menaikkan harga elpiji 12 kg di atas harga eceran tertinggi.

”Kami tidak punya mekanisme langsung untuk mengontrol pengecer atau pangkalan elpiji. Karena itu, kami akan menindak tegas para pengecer yang nakal melalui agen-agen dengan cara menginstruksikan agen untuk menghentikan pasokan elpiji ke pangkalan tersebut,” ujarnya. Jika ada pangkalan yang menaikkan harga elpiji 12 kg, masyarakat diimbau segera melapor ke pusat pengaduan Pertamina.

Untuk mengatasi kelangkaan, pihaknya telah melaksanakan operasi pasar dan menyiapkan agen-agen siaga.

Terkait peluncuran varian produk baru elpiji ”Bright Gas” dan ”Ease Gas” dengan harga lebih mahal dari tabung lama, Ali menyatakan, hal itu untuk mengurangi kerugian bisnis elpiji 12 kg tabung lama yang dijual di bawah harga keekonomian.

Sementara itu, Wakil Ketua Hiswana Migas Karesidenan Madiun Agus Wiyono mengatakan, letak geografis sejumlah kabupaten dan kota di Karesidenan Madiun, Jawa Timur, yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah, mengakibatkan rawan penyelewengan elpiji bersubsidi. (EVY/ETA/NIK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com