Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbankan Diminta Tidak Naikkan Bunga Kredit

Kompas.com - 15/06/2013, 13:02 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) meminta perbankan tidak menaikkan suku bunga kreditnya meskipun BI sendiri baru saja menaikkan suku bunga acuan BI (BI rate) dan deposit facility rate (Fasbi) sebesar 25 basis poin.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengharapkan agar pelaku pasar memahami kondisi global yang masih belum menentu sehingga dikhawatirkan akan memperlambat pertumbuhan kredit. "Kami mohon agar bunga kredit, terutama bunga kredit UMKM, tidak naik terlalu cepat. Jika melihat kenaikan BI rate, ini demi pertumbuhan kredit ke masyarakat juga," kata Agus saat ditemui di hotel JW Marriot Jakarta, Jumat (14/6/2013) malam.

Memang, kenaikan BI rate ini akan memicu pertambahan suku bunga dasar kredit (SBDK). Bila perbankan menerapkan kenaikan SBDK tersebut, otomatis bunga kredit juga akan naik. Namun, di tengah kondisi perekonomian global yang belum pulih, hal ini tentu saja akan menghambat permintaan kredit di masyarakat.

"Ini yang kita dorong agar masyarakat bisa semakin tumbuh dengan situasi global yang terjadi dengan asumsi penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini," katanya.

Seperti diberitakan, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan hingga April 2013 melambat. Hal ini disebabkan imbas perekonomian global yang sedang lesu. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan hingga April 2013 hanya sebesar 21,9 persen. Nilai tersebut menurun tipis dibandingkan pencapaian pertumbuhan kredit perbankan per Maret 2013 sebesar 22,2 persen.

"Perlambatan kredit perbankan tersebut sebagai imbas perekonomian global yang sedang lesu. Jadi, wajar kalau kegiatan ekonominya juga melambat dan kredit juga melambat," kata Perry saat konferensi pers di Gedung BI Jakarta, Kamis (13/6/2013).

Perry menambahkan, sektor kredit yang mengalami perlambatan antara lain sektor industri, jasa dunia usaha, dan listrik. Kredit sektor industri hanya naik 24,8 persen di April 2018, lebih kecil dibandingkan dengan Maret 2013 sebesar 26,5 persen. Sementara kredit sektor jasa dunia usaha hanya naik 16,3 persen per April 2013, turun tipis dibandingkan kredit per Maret 2013 sebesar 18,9 persen.

Sementara itu, sektor listrik juga melambat dari semula 4,6 persen menjadi hanya 1,3 persen. "Pertumbuhan kredit di sektor listrik dalam dua bulan terakhir ini memang rendah," tambahnya.

Namun, tidak semua sektor kredit mengalami perlambatan. Masih ada sektor kredit seperti pengangkutan yang mengalami kenaikan dari 27,4 persen menjadi 29,9 persen. Sektor kredit konstruksi umum yang naik 17,6 persen menjadi 19 persen.

"Tapi, untuk keseluruhan pertumbuhan kredit tahunan, nanti akan ada revisi Rencana Bisnis Bank (RBB)," tambahnya tanpa mau menjelaskan target kredit industri perbankan secara tahunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com