Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: BLSM Pendidikan yang Tidak Baik untuk Rakyat

Kompas.com - 17/06/2013, 11:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo enggan berkomentar terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, secara pribadi, Jokowi mengaku tak setuju dengan program BLSM (bantuan langsung sementara masyarakat).

"Enggak tahu, tanya ke Pemerintah Pusat. Tapi saya dari dulu memang tidak suka bantuan tunai. Diberi dalam bentuk BLSM itu pendidikan yang enggak baik bagi masyarakat," ujar Jokowi di gedung Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (17/6/2013) pagi.

Mantan Wali Kota Surakarta itu mengungkapkan, dari pada memberikan bantuan secara tunai, lebih baik pemerintah memberikan bantuan pada usaha kecil menengah produktif yang langsung bersentuhan dengan ekonomi rakyat. Menurut Jokowi, hal tersebut akan memiliki efek lebih baik bagi aspek kesejahteraan rakyat.

"Saya enggak ngerti mana yang tepat mana yang enggak tepat, tapi pasti efeknya akan lebih baik," ucapnya.

Seperti diberitakan, pemerintah berencana menaikkan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter. Jika direalisasikan, sebanyak 15,53 juta keluarga miskin akan menerima uang tunai Rp 150.000 per bulan selama lima bulan dan kompensasi dalam bentuk program lainnya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, harga BBM akan dinaikkan jika program kompensasi siap. Sebab, rakyat miskin akan terkena dampak langsung ketika harga barang-barang naik mengikuti kenaikan harga BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

    Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

    Whats New
    Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

    Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

    Whats New
    Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

    Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

    Whats New
    Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

    Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

    Whats New
    MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

    MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

    Whats New
    Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

    Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

    Whats New
    Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

    Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

    Whats New
    Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

    Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

    Whats New
    Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

    Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

    Rilis
    Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

    Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

    Whats New
    Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

    Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

    Whats New
    Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

    Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

    Whats New
    Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

    Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

    Whats New
    Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

    Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

    Whats New
    Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

    Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com