SOLO, KOMPAS.com - Aksi mahasiswa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Solo diwarnai dengan pembakaran foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (17/6/2013). Pengunjuk rasa dari berbagai elemen dan BEM se-Surakarta memusatkan aksi di Bundaran Gladag, Solo.
Dengan membawa poster dan berorasi yang berisi penolakan terhadap rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM. Aksi berlangsung ricuh saat mahasiswa mencoret, menyobek dan membakar gambar SBY. Aksi pembakaran gambar SBY sempat dihalang-halangi aparat. Namun mahasiswa ngotot sehingga terjadi saling aksi dorong dengan aparat.
Karena banyaknya peserta aksi membuat aparat tidak bisa mencegah aksi pembakaran gambar orang nomor satu di Indonesia tersebut. Aksi gabungan yang dilakukan oleh Gerakan Rakyat dan Mahasiswa Soloraya (Geram) menganggap kenaikan BBM akan membebani rakyat kecil.
"Kebijakan tersebut akan membuat rakyat kecil semakin miskin. Akibat kenaikan BBM akan membuat inflasi 7 persen," kata salah seorang pendemo dalam orasinya.
Sementara itu, pendemo menganggap program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tidak bisa menyelesaikan masalah karena hanya diberikan selama empat bulan.
"BLSM bukanlah solusi untuk memerangi kemiskinan warga, namun solusinya adalah tidak menaikan BBM," tegas Wahyudi Sutrisno, koordinator aksi.
Aksi juga sempat diwarnai keributan setelah salah satu pengendara merasa terganggu atas aksi blokade jalan yang dilakukan pendemp. Namun, petugas kepolisian segera mengatur situasi lalu lintas sehingga ketegangan mereda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.