Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Menghindari Pajak

Kompas.com - 23/06/2013, 19:08 WIB

Lalu mengapa Apple hanya dikenai pajak sebesar 2 persen? Creighton menjelaskan, perusahaan-perusahaan Apple memang bermarkas di Irlandia. Namun, perusahaan Apple di Irlandia itu juga membawahkan sejumlah perusahaan yang bermarkas di offshore centers, julukan bagi kawasan-kawasan surga pajak.

Kawasan surga pajak ini tidak mengenakan pajak sama sekali terhadap Apple. Di mana saja kawasan surga pajak ini? Hanya Apple dan Irlandia yang mengetahuinya.

Sama seperti AS, Irlandia juga mengenakan pajak dengan tingkat yang sama dengan kawasan mana anak-anak perusahaan Apple beroperasi. Karena kawasan surga pajak itu tidak mengenakan pajak pada Apple, otomatis Irlandia juga tidak mengenakan pajak jika keuntungan anak-anak perusahaan Apple yang induknya bermarkas di offshore centers itu direpatriasi ke Irlandia. Jika tidak direpatiriasi, keuntungan tidak akan dipajaki.

Menurut Creighton, secara hukum perpajakan dan peraturan yang berlaku di negaranya, Irlandia tidak bisa disalahkan. Lalu bagaimana mengatasi hal itu? Creighton mengatakan, kasus ini tidak bisa diselesaikan antara Irlandia, AS, dan Apple semata. ”Ini harus ditangani secara kawasan,” kata Creighton.

Pernyataan Creighton sesuai dengan keterangan Kongres AS bahwa Apple mendirikan anak-anak perusahaan di kawasan bebas pajak. ”Saudara-saudara, ini tidak benar,” kata Senator Carl Levin (Demokrat, Michigan) dalam rapat dengar pendapat pada 20 Mei 2013. Levin adalah Ketua Sub-Komite Permanen Senat untuk Investigasi.

”Apple tidak puas hanya dengan membayar pajak rendah. Apple sukses mencari cara untuk menghindari pembayaran pajak. Korporasi ini menciptakan afiliasi di teritori yang tidak jelas negaranya,” ujarnya

Senator John McCain (Republik, Arizona) mengatakan, Apple adalah pembayar pajak terbesar di AS sekaligus penghindar pajak terbesar.

Para pakar pun terpana. ”Ada teknik yang dilakukan untuk hal seperti ini. Sungguh menakjubkan,” kata Edward Kleinbard, profesor hukum dari University of Southern California Los Angeles. Kleinbard adalah mantan staf Direktur di Komite Gabungan Kongres soal Perpajakan AS. Penyelidikan harian Inggris The Guardian, yang terbit pada 29 Mei, memperkuat hal ini.

Kepada televisi Inggris Sky News pada 30 Mei, salah satu pendiri Apple, Steve Wozniak, membantah Apple melakukan pelanggaran. ”Anda akan melakukan skema apa saja yang ada untuk memaksimalkan keuntungan.”

Wozniak mengatakan, Apple tetap mempertahankan rekening bank perusahaan di AS dan dewan direksi melakukan pertemuan di California. Apple sama sekali tak memiliki aktivitas nyata di kawasan surga pajak.

Apple jelas salah dan tidak etis. Masalahnya keuntungan Apple yang didapat dari penjualan di AS juga dikirimkan ke kawasan surga pajak dengan tujuan menggelapkan kewajiban pajak.

Terlibat 

Ironisnya, skema yang dilakukan Apple itu juga dilakukan korporasi AS lainnya. Ada banyak perusahaan yang melakukan hal serupa. Google, Starbucks, dan Amazon juga diketahui kemudian melakukan hal serupa.

Kongres AS memperkirakan jika korporasi AS membayar pajak secara jujur, akan didapat pendapatan sebesar 600 miliar dollar AS dalam satu dekade ke depan. Bahkan penerimaan negara dari pajak bisa mencapai 1 triliun dollar AS.

Situs Huffington Post, edisi 3 Juni 2013, menuliskan bahwa 18 korporasi AS seperti Nike dan Microsoft melakukan taktik serupa dengan yang dilakukan Apple. Tujuannya sama, menghindari pembayaran pajak, menurut informasi dari sebuah badan bernama Citizens for Tax Justice.

”Jelas salah jika disimpulkan hanya Apple yang telah melakukan hal itu,” kata Matthew Gardner, Direktur Eksekutif Institute on Taxation and Economic Policy, mitra riset CTI.

Dolce and Gabbana, perusahaan adi busana Italia, juga dikenai sanksi di Roma karena penggelapan pajak. Louis Vuitton (Perancis) juga terang-terangan memindahkan markas bisnis dari Perancis ke negara dengan pajak rendah.

Di tengah kebangkrutan zona euro dan belitan utang AS, korporasi AS dan Eropa ramai-ramai mengelabui pemerintah dan menghindari pajak. (REUTERS/AP/AFP/MON)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com