Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Melonjak, Defisit Perdagangan AS Naik Melebihi Perkiraan

Kompas.com - 04/07/2013, 10:27 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Defisit perdagangan AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada Mei karena impor melonjak sedangkan ekspor justru turun. Demikian data resmi yang dirilis Rabu (3/7/2013) waktu setempat.

Departemen Perdagangan melaporkan, kesenjangan neraca perdagangan AS melebar menjadi 45 miliar dollar AS, naik dari revisi 40,1 miliar dollar pada April.

Ini adalah kenaikan satu bulan paling tajam dalam defisit  perdagangan AS lebih dari dua tahun, dan defisit bulanan terbesar sejak November.

Para analis telah memperkirakan defisit akan naik untuk bulan ke dua berturut-turut, tetapi lebih kecil dari 40,8 miliar dollar.

AS mengekspor senilai 187,1 miliar dollar AS barang, sementara impornya mencapai 232,1 miliar dollar AS.

Pada Mei, ekspor 0,5 miliar dollar AS lebih rendah dari ekspor pada  April, sementara impornya meningkat 4,4 miliar dollar AS. Defisit mencapai 1,2 miliar dollar AS, lebih rendah dibandingkan Mei 2012.

Defisit rata-rata pergerakan tiga bulan 40,8 miliar dollar, dibanding dengan 40,4 miliar dollar untuk periode yang berakhir pada April.

Impor mobil dan suku cadang mencapai rekor 26,0 miliar dollar, naik 3,2 persen dibanding April, sementara impor makanan dan minuman melonjak 4,2 persen menjadi 9,9 miliar dollar.

Impor minyak mentah yang mencapai sekitar 10 persen dari impor negara itu, juga menekan defisit, naik 3,2 persen menjadi 22 miliar dollar.
    
Pada saat yang sama, ekspor AS melemah terutama dengan penurunan 1,0 persen pada ekspor produk makanan ke level terendah dalam hampir tiga tahun, pada posisi 9,9 miliar dollar.

Ekspor produk minyak AS juga menurun sebesar 2,3 persen menjadi  4,1 miliar dollar.  

Federal Reserve telah mengindikasikan akan mulai mengurangi pembelian obligasi jika perekonomian terus membaik. Namun, pertumbuhan ekonomi tahunan pada tingkat 1,8 persen pada kuartal pertama dan data telah bervariasi untuk kuartal ke dua.

Kesenjangan perdagangan sensitif dengan China yang "menggelembung" sebesar 15,7 persen pada Mei mencapai 27,9 miliar dollar.

Pemerintahan Obama telah mendorong China untuk mengadopsi model ekonomi yang tidak terlalu tergantung pada ekspor dan memungkinkan mengapresiasi mata uang yuan.

Berbagai kritik menyebutkan Beijing membuat yuan "undervalued" untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil dalam perdagangan.

Kesenjangan perdagangan AS dengan Uni Eropa, sebaliknya turun 13 persen menjadi 10,8 miliar dollar.

AS dan Uni Eropa menetapkan untuk memulai negosiasi perdagangan pada Juli yang bertujuan untuk menciptakan salah satu blok perdagangan bebas terbesar di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com