Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Apresiasi Perbankan Belum Naikkan Bunga Kredit

Kompas.com - 05/07/2013, 15:58 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) mengapresiasi langkah perbankan nasional yang belum menaikkan suku bunga kreditnya. Meski bank sentral baru saja menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) dan Fasbi Rate sebesar 25 bps.

"Kita lihat masih secara umum tetap sama (suku bunga kreditnya). Terima kasih kepada perbankan yang sudah mendukung terus," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung BI Jakarta, Jumat (5/7/2013).

Agus menambahkan, dalam tiga hari terakhir, arus modal asing juga sudah mulai masuk. Oleh karenanya, hal ini akan memberi efek positif kepada perekonomian dalam negeri.

Dengan kondisi ini, perbankan juga akan melihat bahwa kecenderungan untuk menaikkan bunga kredit belum perlu dilakukan. Jika menaikkan bunga kreditnya, maka perbankan juga akan mendapat persaingan antarbank.

Jika perbankan menaikkan bunga kreditnya, maka nasabah akan memilih perbankan lain yang memberikan bunga kredit lebih murah.

"Tapi kita akan terus monitor inflow-nya. Tapi yang utama sekarang kita fokus ke inflasi," tambahnya.

Bagaimanapun, menjaga inflasi ini penting dilakukan karena akan mempengaruhi penetapan suku bunga kredit perbankan.

Seperti diberitakan, Agus mengharapkan agar pelaku pasar memahami kondisi global yang masih belum menentu sehingga dikhawatirkan akan memperlambat pertumbuhan kredit.

"Kami mohon agar bunga kredit, terutama bunga kredit UMKM, tidak naik terlalu cepat. Jika melihat kenaikan BI Rate, ini demi pertumbuhan kredit ke masyarakat juga," kata Agus saat ditemui di hotel JW Marriot Jakarta, Jumat (14/6/2013) malam.

Memang, kenaikan BI Rate ini akan memicu pertambahan suku bunga dasar kredit (SBDK). Bila perbankan menerapkan kenaikan SBDK tersebut, otomatis bunga kredit juga akan naik. Namun, di tengah kondisi perekonomian global yang belum pulih, hal ini tentu saja akan menghambat permintaan kredit di masyarakat.

"Ini yang kita dorong agar masyarakat bisa semakin tumbuh dengan situasi global yang terjadi dengan asumsi penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini," katanya.

Sebelumnya, Direktur BTN Saud Pardede menyatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia untuk tahap awal akan berpengaruh pada suku bunga simpanan, terutama deposito. Untuk suku bunga kredit, perseroan masih memantau kondisi dalam tiga bulan ke depan.

"Kenaikan BI Rate akan berpengaruh pada biaya dana kami karena bunga deposito akan naik. Namun, jika kami menaikkan suku bunga kredit sedangkan bank lain tidak, ini tentunya kredit kami akan tidak laku," ujarnya.

Dia menjelaskan kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen masih dalam perkiraan perseroan. Artinya, BTN masih bisa mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan itu.

"Kecuali jika kenaikannya di luar perkiraan kami, hal itu akan mempengaruhi suku bunga kredit. Kami masih melihat berbagai hal sebelum menaikkan bunga KPR," urainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com