Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusuf Mansur: Jangan Samakan Patungan Usaha dengan Investasi Bodong!

Kompas.com - 19/07/2013, 07:35 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ustaz Yusuf Mansur blak-blakan soal bisnis Patungan Usaha yang dijalankannya. Namun, dia menolak bila bisnisnya tersebut disamakan dengan produk investasi bodong.

"Media jangan menyejajarkan Patungan Usaha dengan investasi bodong. Itu menyakitkan saya," kata Yusuf Mansur saat ditemui di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (18/7/2013) malam.

Yusuf menambahkan, alasan utamanya dalam membuat bisnis Patungan Usaha adalah membuat masyarakat bisa bersatu serta membuat sebuah kelompok usaha yang bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Sebab, dengan pergerakan bersama, itu bisa menggerakkan roda perekonomian.

Yusuf mencontohkan, bisnis Patungan Usaha ini sama seperti waktu kita kecil patungan uang untuk menyewa bus dengan tujuan pelesiran. "Kalau tindakan ini dikemas dengan semua orang mengeluarkan uang yang sama, bukan hanya kita bisa pelesiran, tapi juga bisa membeli perusahaan bus itu. Itu yang saya ajarkan," katanya.

Yusuf menjamin, usaha ini tidak ada unsur kepentingan pribadi sehingga pihaknya tidak ingin melembagakan usaha tersebut dan nama Yusuf Mansur juga tidak masuk dalam struktur bisnis itu. Dengan kondisi itu, Yusuf menjelaskan bahwa bisnis Patungan Usaha ini bukan miliknya sendiri, tapi milik jemaah, milik masyarakat.

Yusuf menegaskan, pihaknya hanya sebagai motivator yang mau menggerakkan masyarakat untuk berbuat sesuatu yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat. "Saya mulanya cuma ngetweet, di-tweet berjemaah sama yang lain. Terus ada yang menyahut, situ percaya, saya percaya, lalu bikin rekening. Langsung masuk 700 orang kirim duit," kenangnya.

Lantas Yusuf Mansur mengakuisisi sebuah hotel di kawasan Cengkareng dan mengubahnya menjadi hotel untuk persiapan umrah dan haji. Nantinya, bisnis Patungan Usaha ini juga akan merambah ke sektor lain, misalnya kebun kelapa sawit dan sebagainya.

Lantas, mengapa Yusuf Mansur merasa sakit hati saat bisnis ini disamakan dengan investasi bodong? Yusuf pun masih enggan menjelaskan. Pihaknya justru ingin mengundang media dan mau mengajarkan secara jelas tentang bisnis ini.

"Kalau mau tahu, saya undang saja, biar kalian pintar. Jangan malah saya disanding-sandingkan dengan investasi bodong. Kalau Anda benar-benar mau belajar patungan usaha, saya jamin Anda tidak mau jadi wartawan lagi, bakal jadi pengusaha. Masalahnya Anda tidak mau belajar," katanya.

Namun, karena desakan dan saran dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, Yusuf Mansur akhirnya menghentikan bisnis tersebut. Pihaknya ingin membenahi legalitas bisnisnya dan akan membuatnya lebih baik lagi.

"Kenapa usaha ini dihentikan sementara karena Anda tidak mau dong lihat ustaz salah melulu, kalau tidak mau, ya saya berhentikan dulu saja. Nanti kalau sudah ketemu (sistemnya), saya akan buka lagi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com