JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar-pasar tradisional di Jakarta, Senin (22/7/2013), mulai dibanjiri daging sapi dari Australia. Hal ini dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menstabilkan harga daging yang masih tinggi pada pekan kedua Ramadhan.
"Sebenarnya, barometer harga itu ada di Jabodetabek, tapi paling tinggi di Jakarta. Jadi memang ini dulu yang memang kita geber," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Sri Agustina hari ini.
Salah satu distributor, PT Tanjung Unggul Mandiri, sebut Sri, hari ini menggelontorkan 200 ekor sapi untuk didistribusikan ke pasar Ciputat, Cipete, Pasar Blok A Kebayoran Lama, dan sebagainya.
Sementara itu untuk daging beku diluncurkan di 22 titik di wilayah DKI. Lima wilayah Jakarta masing-masing 4 titik, sisanya di Pasar Jatinegara dan pasar murah di Kantor Walikota Jakarta Pusat.
"Kalau yang daging segar disalurkan ke pasar-pasar tradisional melalui pedagang pasar tradisional. Jadi mereka menjual karkas Rp 66.000 per kilogram, yang selama ini Rp 78.000 per kilogram," jelas Sri.
Sedangkan untuk daging beku didistribusikan di pasar-pasar murah, yang ada di kelurahan-kelurahan.
Sri mengatakan kebutuhan daging sapi di DKI Jakarta kisaran 50.000 ton perbulan. Permintaan naik hingga dua kali lipat jelang Lebaran, untuk seluruh wilayah Jabodetabek.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.