Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Kereta Bandara Kualanamu Harus Punya Stasiun Khusus

Kompas.com - 25/07/2013, 14:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengamat transportasi Danang Parikesit mengatakan, idealnya Stasiun Medan hanya digunakan untuk kereta khusus untuk layanan ke Bandara Kualanamu. Dengan begitu, potensi penumpukan penumpang dan kemacetan antrian kereta di stasiun dapat diminimalisir.

"Kereta bandara sebaiknya tidak bercampur dengan kereta lain. Di beberapa kota-kota lain (di luar negeri) juga begitu," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/7/2013).

Guru besar transportasi dari Universitas Gadjah Mada ini, mengatakan, sebagai bandara nomor dua terbesar di Indonesia dan bandara pertama yang memiliki fasilitas kereta bandara, jumlah pengguna kereta Bandara Kualanamu pasti akan tinggi.

Dikhawatirkan, ketika Stasiun Medan masih melayani penumpang kereta non-bandara, dapat berpotensi menimbulkan penumpukan penumpang dan kemacetan antrian kereta yang masuk ke stasiun yang terletak di dekat Lapangan Merdeka tersebut.

"Ketika Stasiun Medan hanya khusus untuk kereta bandara, proses naik turunkan penumpang juga akan lebih mudah," jelasnya.

Selain itu, lanjut Danang, hal yang perlu menjadi fokus utama tentu saja solusi untuk lahan parkir. Saat ini Stasiun Medan belum memiliki fasilitas park and ride.

Bandara Internasional Kuala Namu mulai beroperasi tadi malam, Kamis (25/7/2013) pukul 00.01 WIB. Beroperasinya Kualanamu sekaligus menggantikan peran Bandara Polonia yang tidak lagi digunakan untuk penerbangan sipil. Bandara ini terletak di Kualanamu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Terletak sekitar 40 km dari pusat kota Medan. Bandara ini dapat diakses dengan kereta bandara dengan tarif Rp 80 ribu dan dapat ditempuh dalam 30-35 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com