"Pencapaian itu berhasil diperoleh meski terdapat tantangan ekonomi pasca-kenaikan harga BBM, tekanan inflasi, masalah defisit neraca perdagangan yang masih berkelanjutan, hingga arus modal keluar yang menekan nilai tukar rupiah," kata Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo di kantornya, Kamis (25/7/2013).
Peningkatan laba BNI, lanjut Gatot, adalah tumbuhnya pendapatan laba bersih sebesar 23,1 persen menjadi Rp 8,896 triliun. Selain itu, pendapatan non-bunga juga tumbuh 22,0 persen menjadi Rp 4,56 triliun.
Karenanya, pendapatan operasional BNI mengalami peningkatan 22,7 persen menjadi Rp 13,45 triliun pada semester I tahun ini.
BNI juga mencatatkan peningkatan rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 84,0 persen yang didominasi oleh kredit dalam mata uang rupiah.
Gatot menyatakan BNI tetap mengutamakan kucuran kredit di dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan kredit pun ditunjukkan oleh BNI dari Rp 179,44 triliun menjadi Rp 222,65 triliun. Angka ini naik 24,1 persen melampaui pertumbuhan kredit di industri perbankan nasional.
Dalam hal service level, target BNI untuk menempati posisi ketiga terbaik di industri perbankan nasional tahun 2013 terlampau dengan duduknya bank ini di posisi kedua. Tahun lalu, BNI hanya duduk di posisi keempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.