CEO DBS, Piyush Gupta, menjelaskan pihaknya akan meneruskan ekspansi bisnis di Indonesia dengan cara organik. Sejauh ini, Indonesia menjadi salah satu sasaran bisnis perseroan lantaran potensi bisnis yang besar.
“Bisnis kami sangat berkembang di Indonesia, di mana keuntungan DBS naik hingga 3 kali lipat dalam 3 tahun terakhir ini," ujarnya hari ini, Kamis (1/8/2013).
Hal itu diungkapkan Gupta setelah sebelumnya perseroan menyatakan bakal mengakhiri rencana pembelian Bank Danamon senilai 6,5 miliar dollar AS, seiring dengan habisnya waktu penawaran. “Jika digabungkan dengan Danamon, kami akan mampu melipatgandakan bisnis di Indonesia," lanjutnya.
Sementara itu, Kevin Kwek, analis di Sanford C. Bernstein & Co., Singapura, menyatakan bahwa molornya akuisisi Danamon menghilangkan kesempatan untuk memaksimalkan bisnis.
"Dengan tertundanya proses akuisisi itu, akan membuat DBS lebih sulit dan berat dalam mengembangkan bisnisnya," jelas Kwek.
Rencana DBS mengambil alih 99 persen saham Danamon diajukan pada 2 April 2012. Dalam aksi korporasi itu, DBS juga mengambil 67 persen saham Danamon dari Temasek Fullerton Financial Holdings senilai Rp 66,4 triliun.
Namun demikian, akuisisi itu tak kunjung terealisasi setelah Bank Indonesia memberlakukan aturan kepemilikan bank yang baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.