Kendati begitu, jumlah mesin penggiling kopi terbatas. Alhasil, petani di Tanggamus terpaksa menunggu giliran untuk menjadikan panenan biji kopi mereka berubah bentuk menjadi bubuk.
Bertolak dari kenyataan itulah, lanjut Wilka, pihaknya memberikan mesin penggiling kopi bagi para petani pada Desember 2012. Bukan hanya itu, pihak Rekind juga memberikan pelatihan bagi para petani untuk mengoperasikan mesin tersebut. "Pengalaman ini menunjukkan kalau program CSR tepat guna adalah kebutuhan,"kata Wilka.
Menghelat program CSR sejak lima tahun silam, lanjut Wilka, Rekind menempatkan realisasi program di bawah koordinasi Departemen CSR. Fokus utama yang menyasar warga masyarakat di berbagai proyek Rekind di daerah, termasuk di kantor pusat di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, adalah pendidikan. Kegiatan pada hari ini termasuk pada bidang pendidikan tersebut.
Bidikan kedua adalah kesehatan. Pada bidang ini, salah satu yang pernah terwujud di samping program reguler seperti donor darah adalah program pengasapan rumah untuk pencegahan demam berdarah. Mengerahkan partisipasi karyawan Rekind di rumah masing-masing, program ini membidik lebih dari seribu rumah. "Karyawan tinggal meminta pengasapan di tempat mereka tinggal dan kawasannya,"terang Wilka sembari menambahkan kalau fokus ketiga adalah bidang lain-lain sesuai kebutuhan.
Tantangan
Ke depan, menurut Wilka, tantangan bagi Rekind adalah mewujudkan konsep teknologi terapan yang sangat berguna bagi masyarakat. "Terus terang, itu tantangan kami yang membutuhkan komitmen banyak pihak," katanya.
Ide untuk menjawab tantangan soal teknologi terapan itu muncul di wilayah proyek Rekind di Pangkep, Sulawesi Selatan beberapa waktu silam. Kala itu musim kemarau. Warga terpaksa harus menempuh jarak sekitar 10 kilometer untuk mendapat sumber air bersih.
Ada juga warga yang memanfaatkan selang air demi menjawab kebutuhan air bersih tersebut. "Sayangnya, selang mereka bocor,"terang Wilka.
Cara lain yang dilakukan warga adalah dengan membuat penampungan air hujan. Tapi, air yang diperoleh teramat kotor. "Kenyataan menunjukkan kalau kebutuhan dasar masyarakat di sana belum tercukupi. Jadi, tidak mungkin rasanya kalau kita melompat untuk memperkenalkan teknologi yang lebih maju,"kata Wilka lagi.
Berangkat dari situ, Rekind kemudian menyiapkan tempat-tempat penampungan air bersih. Ada sekitar lima tangki berkapasitas masing-masing 5.000 liter yang disiapkan.
Masyarakat, selanjutnya, diajak juga untuk mengatur penggunaan air bersih di penampungan-penampungan itu. "Ini teknologi sederhana yang menjawab kebutuhan. Ukurannya, bukan seberapa besar perusahaan memberikan, tapi seberapa tepat," kata Wilka.
Lebih lanjut, soal pendanaan, Wilka Osca mengatakan dalam waktu setahun, Departemen CSR mendapat dana sekitar Rp 1 miliar. Sementara itu, program pembangunan komunitas di proyek-proyek Rekind di daerah juga saling berkaitan dengan Departemen CSR. "Kegiatan itu ada dananya sendiri,"demikian Wilka Osca.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.