Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlunya Minum Kopi Bersama demi Boeing 777-300ER

Kompas.com - 03/08/2013, 17:11 WIB


KOMPAS.com -
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia terpaksa menunda pembukaan jalur penerbangan Jakarta-London nonstop dengan Boeing 777-300ER (Extended Range). Alasannya, landasan pacu di Bandara Soekarno-Hatta belum cukup kuat untuk menahan beban Boeing 777-300ER jika berbobot maksimal saat lepas landas.

Untuk beroperasi secara full capacity penerbangan langsung Jakarta-London (nonstop), pesawat Boeing 777-300ER memerlukan kekerasan landasan (pavement classification number/PCN) 132 R/D/W/T. Padahal, saat ini PCN landasan di Bandara Soekarno-Hatta hanya 120 R/D/W/T.

Kapasitas penuh ini berarti Boeing 777-300ER mengangkut 314 penumpang (8 first class, 38 business class, dan 268 economy class) dan kargo 11 ton (berat maksimum lepas landas 351.534 kilogram).

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan, pesawat ini harus dioptimalkan karena harga pesawat yang mahal, tetapi efisien dalam konsumsi bahan bakar. Harga Boeing 777-300ER sekitar 150 juta dollar AS atau Rp 1,5 triliun. Garuda sudah menerima dua dari 10 pesawat Boeing 777-300ER yang dipesan.

Seandainya landasan pacu tersebut siap, Garuda Indonesia pasti menjadi satu-satunya maskapai penerbangan yang melayani penerbangan jarak jauh Jakarta-London. Padahal penerbangan yang lain selalu harus transit satu kali. Dengan Boeing 777-300ER, penerbangan Jakarta-London ditempuh sekitar 18 jam.

Permintaan penerbangan nonstop Jakarta-London cukup tinggi, apalagi jika digabung dengan pasar dari Australia. Emir mengatakan, pasar dari Australia bisa mengisi sepertiga dari target penjualan kursi ke Eropa. Pasar Australia ini didatangkan dari Sydney, Perth, dan Melbourne. Saat ini Garuda melayani lima kali penerbangan ke Eropa dalam seminggu. Dengan Boeing 777-300ER, Garuda bisa bersaing dan akan diperhitungkan di ranah global.

Namun, alasan penundaan penerbangan ke London ini cukup mengejutkan. Apakah sebelum pemesanan pesawat berbadan lebar ini, Garuda tidak mendapat informasi yang cukup mengenai kemampuan Bandara Soekarno-Hatta?

Selama ini pesawat Boeing 777-300ER memang sudah mendarat dan lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta dengan bendera maskapai lain. Maskapai yang mendaratkan Boeing 777-300ER di Soekarno-Hatta adalah Singapore Airlines, Cathay Pacific, Emirates, KLM, Saudia, dan Etihad.

Namun, keenam rute perjalanan yang ditempuh maskapai itu tidak jauh, maksimal hanya sekitar sembilan jam. KLM memang ke Eropa, tetapi terbang melalui Kuala Lumpur. Jadi, bisa mengisi bahan bakar di Kuala Lumpur.

Emir mengatakan, dia tidak mungkin menurunkan bobot angkutannya agar bisa lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Jika itu dilakukan, Garuda merugi. Garuda juga tidak bisa mengalihkan rute ke Denpasar atau ke Kualanamu karena pasar Eropa ada di Jakarta dan bukan di bandara lain.

Tidak hanya Garuda yang patut dipertanyakan. Dari segi bandara, juga patut dipertanyakan kesiapannya. Pesawat Boeing 777-300ER bukan satu-satunya pesawat berbadan lebar yang ada di dunia. Kemajuan teknologi penerbangan sangat pesat. Bahkan, Airbus A380, dengan bobot maksimum untuk terbang 60 persen lebih berat daripada Boeing 777-300ER, sudah beroperasi sejak tahun 2005.

Dengan perkembangan pesawat yang begitu cepat dan pertumbuhan penumpang yang sangat tinggi, seharusnya PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara SoekarnoHatta tidak terlambat mengantisipasi. Apalagi Bandara Soekarno-Hatta adalah gerbang utama Indonesia dari dunia internasional. Standar dan pelayanannya harus berkualitas internasional.

Direktur AP II Tri Sunoko mengatakan, telah melakukan penyehatan Bandara Soekarno-Hatta. Dua landasan yang ada sudah disuntik untuk diperkuat. Proses ini sudah selesai sejak tahun 2012 dan sekarang sedang dilakukan peningkatan. Peningkatan ini berupa pelapisan ulang landasan. Pelapisan tidak bisa cepat dilaksanakan karena Bandara Soekarno-Hatta sangat sibuk. Dalam sehari ada 1.200 penerbangan. Jika satu landasan ditutup, bisa dibayangkan kemacetan di bandara.

Tri mengatakan, pelapisan ini akan selesai pada akhir tahun 2014. Padahal, Garuda sudah ingin segera menerbangkan Boeing 777-300ER ke London pada Mei 2014. Untuk sementara pesawat itu digunakan untuk penerbangan ke Tokyo, Seoul, dan Shanghai, selain untuk penerbangan umrah ke Jeddah, Arab Saudi. Jika sudah dilapis ulang, kekuatan landasan bisa mencapai 142 R/D/W/T.

Semoga ada teknologi baru atau peluang untuk mempercepat pelapisan landasan. Sambil menunggu selesainya pengaspalan, seperti kata Tri, sebaiknya Emir minum kopi dulu bersama untuk membicarakan rencana kerja masing-masing. Apalagi keduanya adalah BUMN. Komunikasi di antara dua BUMN ini tentu bukan hal yang sulit. (M Clara Wresti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com