Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pinggirkan Peran Transportasi Publik

Kompas.com - 07/08/2013, 12:44 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah dinilai terlalu menganaktirikan pelayanan transportasi publik di seluruh wilayah Indonesia. Padahal, pemudik akan lebih murah bila menggunakan transportasi publik ke kampung halamannya.

"Pelayanan transportasi publik kita mengecewakan. Karena layanan transportasi publik ke kampung halaman ini terbatas, masyarakat akhirnya secara terpaksa menggunakan kendaraan pribadi untuk mudik," kata pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (7/8/2013).

Djoko menilai mudik dengan menggunakan transportasi pribadi memang lebih enak karena bisa bersama-sama keluarga. Namun, jenis transportasi ini cenderung memiliki risiko kecelakaan yang tinggi, apalagi bila pemudik justru memilih kendaraan roda dua untuk mudik.

Berdasarkan data dari Kepolisian RI, sekitar 70 persen pemudik yang tewas selalu menggunakan kendaraan roda dua. Sebenarnya, kata Djoko, pemerintah bisa melakukan revitalisasi transportasi publik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara murah, mudah, aman, dan nyaman.

Masalahnya, transportasi publik ini seakan dianaktirikan oleh pemerintah, terutama dari sisi anggaran. "Pemerintah ini bukannya tidak mampu untuk memberikan layanan transportasi publik, tapi mereka ini belum mau," jelasnya.

Djoko menilai pemerintah justru mengobral anggaran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di tahun ini saja mencapai Rp 175 triliun untuk kendaraan pribadi. Setelah harga BBM naik, pemerintah juga tidak segera merevitalisasi transportasi publiknya. Malahan, pemerintah sibuk memberikan subsidi mobil murah dengan anggaran cukup fantastis, yaitu sekitar Rp 67 triliun.

"Padahal, merevitalisasi transportasi umum ini, khususnya yang berbasis jalan raya, hanya mengalokasikan tidak lebih dari Rp 1 triliun," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com