Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Lot Saham Berdampak Positif Bagi Investor Ritel

Kompas.com - 16/08/2013, 10:29 WIB
Anastasia Joice

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Peraturan tentang perubahan jumlah lot saham dari 500 saham per lot menjadi 100 saham per lot dinilai akan bagus untuk jangka panjang. Para investor ritel akan lebih mudah bertransaksi di pasar modal dan dana investasi yang diperlukan juga menjadi lebih kecil.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan pemberlakuan rencana penurunan jumlah satuan lot saham dari 500 menjadi 100 lembar per lot. Aturan ini akan berlaku mulai 1 Desember mendatang, atau mundur dari rencana awal, yang dijadwalkan pada semester I-2013.

Hingga saat ini, minimal transaksi saham di pasar regular adalah satu lot atau 500 saham. Dengan aturan baru, para investor dapat bertransaksi hanya dengan membeli atau menjual 100 saham saja.

Tujuan utama penurunan jumlah satuan lot saham itu adalah untuk meningkatkan jumlah investor ritel di BEI, sehingga bisa memiliki lebih banyak saham dan bisa mendapat melakukan diversifikasi kepemilikan saham.

"Jelas aturan ini akan bermanfaat bagi para investor ritel. Perdagangan saham akan menjadi lebih likuid," ujar Angelo Michel, Direktur Pengembangan Bisnis Bumianyar Futuria, Jumat (16/8/2013).

Frekuensi perdagangan saham akan meningkat. "Walaupun kapitalisasi pasar dan nilai perdagangan akan tetap sama," ujar Direktur Pelaksana Investa Saran Mandiri Jhon Veter. Investa Saran Mandiri.

Jhon Veter menambahkan, dalam jangka panjang aturan ini akan sangat memudahkan investor ritel dalam bertransaksi karena jumlah lot menjadi kecil. Selain itu, perubahan dari 500 saham menjadi 100 saham akan memudahkan perhitungan secara akuntansi.

"Mengalikan harga saham dengan 100 lebih mudah ketimbang mengalikan harga saham dengan 500," katanya.

Perlu Edukasi

Saat ini, ada sekitar 200.000 investor ritel yang langsung bertransaksi di bursa saham. Selain itu, ada pula 3 juta orang yang membeli saham melalui reksa dana atau unit linked.

Angelo maupun Jhon mengatakan, perlu edukasi agar semakin banyak investor yang berinvestasi di pasar modal.

"Walaupun ada perubahan peraturan tetapi tidak ada edukasi dan sosialisasi, belum akan menambah jumlah investor baru secara signifikan," ujar Angelo.

Menurut dia, dalam benak banyak orang masih ada pendapat bahwa bertransaksi di pasar modal adalah spekulasi. Tidak sedikit investor yang belum melengkapi diri dengan pengetahuan mendasar tentang pasar modal nekad masuk dan langsung bertransaksi. Akibatnya, investor merugi besar dan tidak mau lagi bertransaksi di pasar modal.

Kisah-kisah kejatuhan di pasar modal lebih banyak terdengar ketimbang kisah suksesnya. Hal inilah antara lain yang membuat jumlah investor ritel di pasar modal tidak banyak bertambah dari tahun ke tahun.

Padahal, jika investor ritel memiliki alat yang baik untuk bertransaksi seperti kemampuan analisis secara teknikal, fundamental, memiliki sistem trading yang sesuai dengan karakternya, risiko-risiko yang ada dapat diperkecil.

Biasanya, para investor ritel bertransaksi dengan cepat, dalam menjual atau melepaskan sahamnya, memanfaatkan pergerakan saham yang terjadi. Berbeda dengan investor jangka panjang yang biasanya lebih senang menitipkan dana melalui manajer investasi untuk diinvestasikan dalam bentuk reksa dana.

Sudah banyak komunitas-komunitas trader yang rajin memberikan pengetahuan kepada para trader baru tentang cara bertransaksi di bursa saham. Bahkan ada pelatihan yang diberikan secara cuma-cuma oleh komunitas tersebut. Beberapa perusahaan juga menyediakan sistem trading, sehingga memudahkan transaksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com