Pertama, Pertamina menargetkan pemasangan RFID di setiap SPBU yang ada di DKI Jakarta pada akhir bulan ini, yaitu sebanyak 274 lokasi. Setelah itu Pertamina akan memfokuskan penggunaan RFID di kendaraan.
"Awalnya kita pasang di kendaraan milik pemerintah, lalu secara bertahap ke mobil-mobil milik masyarakat. Jadi memang memerlukan proses," kata Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina di Bandung, Jumat (16/8/2013).
Setelah DKI Jakarta, Hanung menambahkan, Pertamina akan melanjutkan ke daeah yang kemungkinan banyak terjadinya penyalahgunaan BBM PSO, khususnya solar, seperti pada wilayah Kalimantan, Jawa Barat dan Lampung.
"Jadi kami harapkan semuanya sudah selesai pada pertengahan 2014 seluruh Indonesia, SPBU sudah terpansangkan RFID," kata Hanung.
Sementara itu Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengakui adanya keterlambatan jadwal pemasangan RFID ini, yang semula direncanakan pada bulan Juli. Akan tetapi Karen berkeyakinan jika pemasangan sistem RFID ini akan selesai tepat pada waktunya.
"Memang awalnya pertama agak molor, tapi endingnya harus seperti target semula," pungkasnya.
RFID adalah teknologi identifikasi otomatis yang menggunakan gelombang radio. Melalui pemasangan alat ini, akan diketahui, apakah masyarakat pembeli BBM bersubsidi telah melampaui kuota yang ditetapkan ataukan belum. Jika telah melampaui, pembeli yang bersangkutan tidak bisa membeli BBM bersubsidi.
Selain pada SPBU, alat tersebut juga dipasang pada kendaraan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.