Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Makanan Olahan Indonesia Bidik Pasar Korsel

Kompas.com - 22/08/2013, 15:40 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Indonesia membidik pasar Korea Selatan untuk sektor perdagangan, khususnya makanan olahan. Hingga kini sudah ada tiga perusahaan besar Korea yang berminat mengimpor makanan olahan dari Indonesia.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan, Dodi Edward megatakan makanan olahan ini nantinya akan diarahkan untuk masuk ke outlet-outlet Semenanjung Korea.

"Kita harapkan kalau dia beli produk kita, itu kita arahkan dan masuk ke outlet Semenanjung Korea. Karena di sana kan banyak negara-negara lainnya, seperti China dan lainnya. Agar ekspor kita bisa meningkat," ujarnya di Gedung Kementerian Perdagangan, Kamis (22/8/2013).

Dodi mengemukakan, alasan ketertarikan Korea mengimpor makanan olahan dari Indonesia karena negeri gingseng tersebut telah melihat potensi yang dimiliki Indonesia.

"Kemudian para eksportir kita, eksportir kita itu tangguh. Mereka juga melihat ini kedepannya akan sukses," kata Dodi

Berbagai upaya juga sudah ditempuh pemerintah dalam meningkatkan ekspor ini, seperti terus melakukan serangkaian promosi dan pameran dagang, serta melakukan perundingan-perundingan dengan pihak Korea, dimana saat ini tengah membahas kesepakatan secara bilateral.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor Indonesia selama lima tahun terakhir meningkat dari 137 miliar dollar AS pada tahun 2008 menjadi 190 miliar dollar AS pada tahun 2012, Meningkat 12,8 persen. Sementara, hingga Juni 2013, nilai ekspor Indonesia sudah mencapai 91 miliar dollar AS, dengan 10 negara terbesar tujuan ekspor yaitu China, Jepang, Amerika Serikat, India, Singapura, Malaysia, Republik Korea, Thailand, Belanda dan Taiwan.

Khusus untuk produk makanan olahan, nilai ekspor Indonesia ke dunia terus mengalami peningkatan dengan tren pertumbuhan sebesar 15,59 persen. Begitu pula dengan nilai ekspor makanan Indonesia ke Korea juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2008 hanya mencapai nilai 36,7 juta dollar AS, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 66,2 juta dollar AS atau meningkat sebesar 80,4 persen dalam periode lima tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com