Tony mengatakan, Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral sebaiknya menaikkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate sebanyak 50 basis poin menjadi 7 persen. Saat ini, BI rate sebesar 6,5 persen.
"BI rate tak berimbang, dengan inflasi 8,61 persen year on year. Likuiditas rupiah banyak yang ditukar ke valas," ungkap Tony di Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Adapun pemerintah harus merestrukturisasi utang luar negeri swasta. Utang-utang itu akan jatuh tempo pada September mendatang. Upaya ini untuk mencegah kembali terpuruknya rupiah. "Pemerintah dapat bernegosiasi untuk memberi diskon bunga utang atau perpanjang tenor," kata Tony.
Tony memaparkan kondisi rupiah dan IHSG yang merosot ini cukup mencemaskan, karena perekonomian Indonesia cukup lama dalam keadaan stabil.
"Rupiah melemah karena kombinasi faktor eksternal seperti kebijakan AS, melemahnya harga komoditas dan defisit neraca perdagangan dan faktor internal seperti inflasi, naiknya suku bunga, dan lemahnya daya saing," ujar Tony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.