Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Melambung ke Level Tertinggi 18 Bulan

Kompas.com - 28/08/2013, 07:39 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com —
Harga minyak mentah melonjak ke tingkat tertinggi dalam 18 bulan pada Selasa (27/8/2013) waktu setempat, (Rabu pagi WIB), karena ancaman Barat akan menghukum Suriah untuk dugaan serangan senjata kimia meningkatkan kekhawatiran atas pasokan minyak mentah Timur Tengah.

Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Oktober melompat 3,09 dollar AS mencapai 109,01 dollar AS per barrel. Posisi ini terakhir terlihat pada Februari 2012.

Di London, minyak mentah Brent North Sea mencapai harga tertinggi dalam enam bulan, ditutup pada 114,36 dollar AS per barrel atau naik 3,63 dollar AS dari Senin.

AS dan sekutunya menunjuk secara langsung Pemerintah Suriah sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk dugaan serangan senjata kimia pada 21 Agustus yang menyebabkan ratusan orang tewas.

Washington mengatakan pihaknya akan menuntut Damaskus untuk bertanggung jawab, dan mengatakan pasukan militernya siap untuk mengambil tindakan ketika sekutu AS angkat bicara mendukung tindakan hukuman tersebut.

The Washington Post mengutip pejabat senior pemerintahan AS yang mengatakan tindakan itu mungkin akan berlangsung tidak lebih dari dua hari dan melibatkan rudal atau pengebom jarak jauh, sasaran serangan militer tidak terkait langsung dengan gudang senjata kimia Suriah.

Sementara yang akan menjadi target secara langsung adalah setiap produksi atau transportasi minyak besar, berdekatan dengan produsen dan pengiriman minyak utama Irak yang membuat pasar gelisah. Ini ancaman terbesar untuk produksi dan ekspor minyak Irak.

Selain itu, kata Timothy Evans dari Citi Futures, penutupan fasilitas produksi lainnya di Libya oleh para demonstran juga memperketat pasokan.

"Produksi minyak mentah Libya mungkin telah turun di bawah 200.000 barrel per hari setelah penutupan ladang minyak Elephant pada Senin," katanya, mengutip wawancara yang diberikan oleh Kepala National Oil Co, Nuri Berruien.

Tetapi, beberapa analis mengatakan, ada banyak pasokan di pasar untuk meredam harga, baik dari Amerika Utara maupun dari Arab Saudi.

"Libya dan Irak pada saat ini keduanya akan terus menimbulkan masalah dengan tingkat produksi mereka, tetapi volume agregat yang hilang masih mungkin dapat dikelola," kata Greg Priddy di Eurasia Group.

"Volume dari gangguan aktual di Libya dan Irak tetap tidak mencukupi untuk mengimbangi kecenderungan lebih banyaknya persediaan karena melonjaknya produksi di Amerika Utara."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Whats New
KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

Whats New
Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Whats New
Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Whats New
Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Whats New
Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Whats New
Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Whats New
CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

Whats New
BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

Whats New
Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Whats New
Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Whats New
TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

Whats New
Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Whats New
Dewan Periklanan Indonesia: RPP Kesehatan Bisa Picu PHK di Industri Kreatif dan Media

Dewan Periklanan Indonesia: RPP Kesehatan Bisa Picu PHK di Industri Kreatif dan Media

Whats New
Pekerja Wajib Ikut Iuran Tapera, Ekonom: Lebih Baik Opsional

Pekerja Wajib Ikut Iuran Tapera, Ekonom: Lebih Baik Opsional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com